Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/10 |
|
Minggu, 10 Agustus 2014
|
|
Judul: Tetaplah meyakini kasih setia Tuhan Itu mungkin sedikit gambaran yang bisa dipakai untuk memahami mazmur ini. Pemazmur merasa dikejar-kejar musuh untuk dihancurkan (4-5). Ke mana pun ia pergi, di situ musuh memasang jerat. Pemazmur merasa lelah untuk berlari terus (4, 7), sementara ia harus tetap waspada terhadap perangkap busuk musuh. Ia merasa sendirian menghadapi para musuh (5). Ia merasa seperti di penjara (8). Di saat seperti itu, pemazmur hanya bisa mengangkat suaranya kepada Tuhan dan mengungkapkan keluhannya, berharap agar bisa menyentuh hati-Nya sehingga Tuhan menyatakan perlindungan dan pertolongan-Nya (2-3, 6). Ia berharap bahwa pertolongan Tuhan bukan hanya membebaskan dia dari tujuan jahat para musuhnya, tetapi juga mengembalikan kepercayaan dari para orang benar yang menjauhinya (8). Yang paling susah diterima dalam situasi seperti ini ialah tak seorang pun yang bersedia menguatkan dan mendampingi. Bisa jadi mereka menghindar karena tidak ingin mendapatkan masalah serupa, yaitu dimusuhi. Bisa juga mereka curiga bahwa kita memang bersalah sehingga dimusuhi. Maka, paling aman pura-pura tidak tahu dan merasa itu bukan urusannya. Tuhan pasti membela anak-anak-Nya yang diperlakukan tidak adil. Yang penting, jangan menyerah untuk kompromi demi selamat. Tetap pertahankan integritas dan tetaplah meyakini kasih setia Tuhan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |