Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/08/10 |
|
Sabtu, 10 Agustus 2024 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Kata "tembang" tak terpisah dari eksistensi kembang atau bunga. Dari kembang yang indah inilah lahir tembang dan kemudian aktivitas menembang yang artinya menyanyi. Ketika orang bernyanyi, sejatinya ia sedang menggemakan nilai-nilai keindahan hingga kesakralan bak bunga harum mewangi. Hal ini metaforis memang, tetapi begitulah keindahan, keagungan, dan kesucian sebuah tembang atau nyanyian. Untuk memahami Mazmur, kiranya pemahaman di atas dikedepankan, bahwa Mazmur adalah pustaka tentang tembang-tembang sakral. Dari dalam bagian Mazmur hari ini bergemalah kumandang tembang syukur. Tembang ini diutarakan Daud dari pengalaman pribadinya yang tentu saja begitu menyentuh hati. Tuhan tidak berdiam diri atas apa yang menimpanya (20-22). Saat banyak orang memusuhi dan mengejeknya, Tuhan hadir sebagai pembela (23). Pembelaan Tuhan datang dari keadilan-Nya (24). Kepada Dia, Sang Pembela inilah, tembang syukur layak dikumandangkan. Tembang demikian tentu menumbuhkan getaran dalam hati untuk terus mengais keadilan. Getaran demi getaran yang tidak akan bisa dibendung lagi oleh berbagai penindasan, itulah getaran hati yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan, Allah Yang Mahakuasa dan Yang Maha Adil. Hati yang demikian tidak takut lagi dengan penghakiman Tuhan. Tidak heran bila Daud pun berani bermazmur, "Hakimilah aku sesuai dengan keadilan-Mu, ya TUHAN Allahku" (24), dan dilanjutkan dengan pujia, "lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari" (28). Dengan berkumandangnya tembang syukur atas keadilan Tuhan, kiranya keadilan terus bertakhta di tempat yang mulia, yaitu lubuk hati kita yang terdalam. Penindasan dalam bentuk apa pun di seluruh pelosok bumi ini bisa sirep dan iman dalam nama Tuhan akan membuahkan sukacita. Alhasil, setiap generasi, termasuk kita, dapat mengumandangkan keagungan tembang syukur akan kemahakuasaan Tuhan, Sang Pembela orang benar. [SET] Baca Gali Alkitab 6 Ketika sistem keadilan di dunia ini masih gagal untuk menghukum yang jahat dan melindungi yang benar, justru pada saat itulah kita dapat melihat betapa besarnya keadilan Tuhan. Ia adalah Allah yang penuh kasih setia. Ia adalah Allah Yang Maha Tahu, yang mengetahui isi hati manusia dan tidak akan diperdaya oleh penampilan atau perkataan manis. Ia adalah Allah Yang Mahakuasa, yang menegakkan keadilan dan menyediakan hidup. Tuhan inilah yang menjadi sumber pengharapan bagi pemazmur dan juga bagi kita pada masa kini. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |