Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/08/11 |
|
Selasa, 11 Agustus 2015
|
|
Judul: Mengenal Suara Tuhan Ahab telah menjalani hidup yang penuh kejahatan dan perlawanan terhadap Tuhan. Waktu ia mendengar suara Tuhan melalui Elia, ia memilih untuk tidak taat. Elia harus berbicara keras agar Ahab bertobat. Namun, hati yang keras dan bermusuhan dengan Tuhan telah membuat Ahab tidak bisa lagi mengenali kebenaran Tuhan, bahkan saat hidupnya bergantung pada kebenaran itu. Interaksi antara Ahab, Mikha, dan Zedekia menunjukkan kegalauan yang tak berakhir baik maupun logis. Ahab menghukum Mikha seolah-olah tawanan, agar dia bisa kembali. Namun Mikha dengan lantang menyoroti kacaunya pemikiran Ahab (28), yaitu hendak mengatur segalanya agar keinginannya dituruti Tuhan. Akan tetapi, tindakan "tegas" yang diambilnya menunjukkan pemikirannya telah absurd dan ia dirasuki keinginan yang akan membawanya mati di medan pertempuran.Pada akhirnya, siapa yang membunuh Ahab? Tidak ada yang bisa membuat klaim itu, bahkan pihak lawan sekalipun. Alkitab menyoroti bahwa kematian Ahab akhirnya terjadi bukan karena jasa satu orang tertentu, bukan pula karena kegagahannya melawan panglima atau pahlawan besar tertentu; ia mati semata-mata karena panah yang ditembakkan secara asal. Ahab adalah seorang raja besar, tetapi sayangnya ia membuat banyak pilihan yang salah dalam hidupnya. Pilihan-pilihan itu tidaklah spektakuler, melainkan pilihan-pilihan yang juga kita buat dalam hidup kita: memilih pasangan, memilih mengendalikan hasrat diri, memilih untuk mengenali suara Tuhan dalam keseharian hidup. Baiklah kita melatih kepekaan kita dengan menjalani kehidupan bersama Tuhan, agar dalam momen-momen pelik kehidupan, ketika kita paling membutuhkannya, kita memiliki kepekaan untuk mengenali yang mana suara Tuhan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |