Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/08/11 |
|
Jumat, 11 Agustus 2017 (Minggu ke-9 sesudah Pentakosta)
|
|
Menjadi tua itu suatu kepastian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Pernyataan ini hendak menekankan bahwa untuk bertumbuh dan menjadi dewasa, seseorang harus berani menetapkan pilihannya sejak awal. Penulis Surat Ibrani mengharapkan setiap orang Kristen bertumbuh dan berkembang terus-menerus. Karena proses belajar dan menghidupi kebenaran Allah tidak pernah selesai sampai akhir hayat kita di dunia. Meskipun menjadi dewasa rohani bukanlah perkara gampang, setidaknya niat dan usaha untuk mewujudkannya dalam diri kita memainkan peranan penting mencapai kedewasaan yang dikehendaki Allah. Mengapa kedewasaan rohani sangat penting bagi anak-anak Allah? Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar kebenaran, yaitu: Pertama, agar ia tidak mudah menyerah dalam iman saat diterpa oleh badai kehidupan. Kedua, agar ia tidak terombang-ambing oleh pelbagai macam pengajaran yang tidak menyehatkan jiwa. Ketiga, agar ia tidak meletakkan dasar pertobatannya pada perbuatan yang sia-sia. Keempat, agar hatinya diterangi oleh Allah senantiasa sehingga ia dapat memahami dengan baik rahasia kebenaran Allah. Kelima, agar orientasi hidupnya tidak egosentris, melainkan peduli pada kebutuhan orang lain. Dengan demikian, kita mengisi hidup ini setiap hari dengan hal-hal yang mengandung nilai kekekalan. Pada dasarnya Allah menghendaki setiap anak-Nya memiliki komitmen untuk bertumbuh ke arah kedewasaan penuh. Karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk menetapkan pilihan agar hati dan hidup kita penuh dengan sukacita. Dalam hal ini, seseorang membutuhkan kesungguhan, ketekunan, dan kerelaan untuk dibentuk oleh Allah. Hanya orang yang memiliki kedewasaan iman yang akan dimampukan tetap teguh dan bertahan, sekalipun harus menghadapi tekanan hidup yang berat. Jadi, janganlah berhenti belajar dan bertumbuh dalam kasih dan kebenaran Tuhan. [AY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |