Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/08/12 |
|
Rabu, 12 Agustus 2020 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Pernahkah Anda melihat seseorang bertikai dengan saudara kandung sendiri? Atau, jangan-jangan kita sendiri pernah mengalaminya? Bisa jadi, iri hati yang memicu pertengkaran tersebut. Iri hati tidak memandang status dan relasi. Tidak hanya kepada orang tak dikenal, iri juga bisa melanda dalam keluarga sendiri. Inilah yang sedang dialami Yefta. Ia diserang oleh saudara sebangsanya sendiri, bani Efraim, karena iri hati kepadanya. Setelah pulang dengan kemenangan melawan bani Amon, saudara sebangsanya tidak menyambutnya dengan pesta. Serangan suku Efraimlah yang menyambutnya. Mereka merasa iri karena tidak diajak berperang melawan bani Amon (1) sehingga tidak bisa ikut mendapatkan keuntungan berupa uang dan jarahan dari hasil pertempuran. Bersama dengan orang-orang dari tanah asalnya, Gilead, Yefta melawan suku Efraim. Orang Gilead pun diremehkan oleh Efraim. Mereka dikatai sebagai orang-orang yang telah lari dari Efraim (4). Pasalnya, mereka masih tinggal di tanah Efraim, namun bukan bagian dari Efraim. Dengan jumlah yang tidak seberapa, orang Gilead berhasil mengalahkan suku Efraim. Dengan taktik yang memanfaatkan perbedaan aksen, orang Gilead menghabisi suku Efraim hingga 42.000 orang jumlahnya (6). Pada dasarnya, iri hati tidak akan pernah membawa kita pada akhir yang baik. Rasa iri hati hanya akan menimbulkan kerugian, seperti waktu, tenaga, perasaan, dan lain sebagainya. Allah menghendaki kita sebagai saudara --baik kandung maupun bukan --untuk hidup dalam damai dan saling mengasihi. Inilah inti kehidupan kita sebagai orang beriman. Jauhilah iri hati apabila kita ingin terhindar dari kehancuran dan menikmati penyertaan Tuhan. Ingatlah akan Tuhan agar hati kita menjauhi rasa iri dan dengki terhadap sesama. Sebisa mungkin kita jauhi permusuhan dengan sesama. Kita lebih baik memberikan pujian ketimbang menyimpan iri hati. Kita mesti tulus dalam menjalin relasi dengan sesama. Itulah panggilan Kristen kita. [FYM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |