Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/08/14 |
|
Senin, 14 Agustus 2006
|
|
Judul: Janji Allah (1) Jika Allah berjanji, mungkinkah Ia tidak menggenapinya? Allah bersifat setia, terpercaya, kudus maka tidak mungkin Ia tidak menepati janji-janji-Nya. Tidak menepati janji berarti bertolak-belakang dengan sifat-sifat tersebut. Namun, janji itu diperoleh bukan tanpa perjuangan. Janji Allah tidak akan dialami penggenapannya oleh umat yang malas, tidak taat mengikuti perintah Allah, dan tidak berjuang. Maka tepat sekali tindakan Yosua, menegur ketujuh suku yang malas itu, dan mengundi pembagian tanah itu bagi mereka. Undian itu sekaligus berfungsi sebagai pembagian tanah dan pembagian tugas untuk berjuang mendapatkan Tanah Perjanjian tersebut. Undian pertama jatuh ke suku Benyamin. Meski Benyamin adalah anak terakhir Yakub dan dalam berkat Yakub ia disebutkan terakhir, namun kini Benyamin diundi pertama. Tanah perolehannya pun menarik sebab terletak di antara wilayah Yehuda dan wilayah Yusuf, suku-suku yang dalam sejarah purba Israel berperan penting. Selain dalam zaman awal kerajaan (Saul), Benyamin memang memiliki peranan penting. Perikop ini menegaskan bahwa dalam rencana Allah baik kecil maupun besar, semua beroleh hak dan peran sesuai kebaikan-Nya. Kini saatnya tiba, dari sisa tujuh suku yang belum beroleh tanah itu, Allah mulai dari suku termuda (terkecil). Satu per satu janji yang dulu sekali telah Allah berikan kepada Abraham kini terujud nyata. Janji Allah menjadi kenyataan ketika umat meraihnya dalam ketaatan. Banyak rencana Allah untuk umat-Nya masa kini juga terhalang kemajuannya, bukan karena Allah berubah setia, bukan pula karena tantangan terhadap penggenapan janji dan rencana-Nya itu terlalu berat. Misalnya, janji yang sangat sulit kita alami kemajuannya masa kini adalah kemajuan misi penginjilan dan pelayanan Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat. Camkan: Jika penyebab keengganan meraih janji-janji Allah adalah kemalasan maka kita perlu bangkit dan bertobat.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |