Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/08/14 |
|
Minggu, 14 Agustus 2016 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam bukunya A Grief Observed, C.S. Lewis menuliskan pengalaman krisis imannya ketika menghadapi kematian Sang Istri akibat kanker. Di tengah kedukaan dan penderitaan karena kehilangan istri yang dikasihinya, ia berseru kepada Tuhan, namun Tuhan seolah tak menjawabnya. Asaf, Si Pemazmur menyampaikan seruannya secara individu untuk mewakili seruan umat yang sedang dalam penderitaan. Asaf tidak bertahan dalam kesusahannya, tetapi memutuskan ingin menyerahkan semuanya kepada TUHAN. Ia sungguh-sungguh mencari TUHAN hingga malam dan berharap bahwa ia akan didengarkan (1-3). TUHAN memang membiarkannya untuk terus berjaga-jaga, berdoa, dan memikirkan perbuatan TUHAN baginya dan bangsanya. Ia yakin bahwa TUHAN tidak terus-menerus menolak umat-Nya. Meskipun sekarang ia tidak menyaksikan apa-apa, tetapi ketika memikirkan hal itu dalam peristiwa sejarah Israel, terbukti bahwa Allah menyelamatkan umat-Nya dan membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Di tengah-tengah kondisi umat yang sedang menderita saat itu, pemazmur memikirkan kasih setia TUHAN bahwa tidak pernah lenyap dalam kehidupan bangsanya dan bahwa perjanjian-Nya tetap turun temurun. Ia mengingat bahwa di dalam murka-Nya sekalipun, Allah tidak akan melupakan kasih dan rahmat-Nya terhadap umat-Nya (4-10). Seandainya ia berpikir bahwa tangan kanan, tanda kekuatan dan kekuasaan TUHAN berubah, hal itu justru merupakan kelemahannya, bagaikan dosa baginya, menjadi beban yang menyusahkannya (11). Mungkin kita pernah atau sedang mengalami pergumulan berat. Ketika kita tidak dapat melihat pertolongan-Nya dengan segera, ingatlah akan pertolongan-Nya pada masa lampau. Jangan terpaku dalam situasi itu! Datang dan berserulah sungguh-sungguh kepada-Nya. Allah tidak pernah berubah, Ia tetap berkuasa. Diamnya Tuhan bukan tanpa alasan, dan yang pasti akan membawa kebaikan. [MFS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |