Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/08/15 |
|
Rabu, 15 Agustus 2007
|
|
Judul: Hidup berpusatkan Tuhan Ada berbagai bentuk ritual. Ada yang sifatnya insidental sesuai dengan kebutuhan umat. Ada pula yang secara rutin dilakukan setiap hari, setiap Sabat, dan setiap bulan baru, bahkan yang sifatnya berupa perayaan tahunan. Semua menunjukkan bagaimana seharusnya umat Israel menjalani hidup. Hidup umat Israel harus berpusatkan pada Tuhan. Setiap bentuk ibadah kemah suci memiliki makna teologis yang mendalam dan mengakar pada hakikat Allah sendiri. Persembahan kurban bakaran yang diselenggarakan dua kali sehari, pagi dan petang (1-8), merupakan bentuk pengakuan bahwa Tuhanlah yang empunya Israel bahkan alam semesta ini. Kata-kata pagi dan petang mengingatkan kita pada karya penciptaan Tuhan yang diungkapkan dengan luar biasa di Kejadian 1. Apabila Kejadian 1 memaparkan karya Allah mencipta, kini kita saksikan karya Allah memperbarui hubungan-Nya dengan manusia. Keseluruhan hidup bergerak di antara karya cipta Tuhan dan karya penyelamatan-Nya. Persembahan kurban Sabat (9-10) adalah peringatan akan kebaikan Tuhan yang adalah pemilik dan pencipta dunia, yang dalam anugerah kasih-Nya menciptakan satu umat bagi kemuliaan Allah. Inilah salah satu makna perayaan Sabat, yaitu mengingat kemurahan Allah yang telah menebus dan memerdekakan budak-budak di Mesir untuk dijadikan umat pilihan-Nya (Ul. 5:12-15). Persembahan bulan baru (Bil. 28:11-15) dilakukan dengan pengucapan syukur untuk menegaskan bahwa waktu adalah tanda kesetiaan dan pemberian Allah agar dinikmati umat dengan bertanggung jawab. Ritual memang bisa menjadi rutinitas belaka tanpa penghayatan akan Tuhan yang kita sembah. Karena itu, bukan ritual yang penting, melainkan ingatan akan Allah dan perbuatan-Nya yang seharusnya menghindarkan kita dari hidup yang berpusatkan pada diri sendiri. Demikian juga saat teduh di rumah, ibadah Minggu di gereja, dan perayaan-perayaan sesuai kalender gerejawi harus kembali dihayati dalam terang kasih dan kedaulatan Allah.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |