Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/08/15 |
|
Jumat 15 Agustus 2008
|
|
Judul: Daud naik takhta Para tua-tua Israel, mereka yang selama ini menemani kepemimpinan Saul, telah melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Saul sudah gagal dan ditolak Tuhan. Mereka juga melihat bagaimana keturunan Saul gagal meneruskan takhta ayahnya (ayat 2 Sam. 2:8-4:12). Sebelum itu, mereka sudah melihat bagaimana Daud pernah memimpin pasukan Saul mengalahkan musuh-musuh Israel (ayat 1 Sam. 18:5). Mereka pasti juga sudah tahu bahwa Samuel telah mengurapi Daud. Oleh karena itu mereka mengambil kesimpulan bahwa Daudlah yang paling tepat menggantikan Saul sebagai Raja Israel (ayat 1-3). Di sisi lain, Daud menunjukkan diri sebagai pemimpin yang berkualitas. Dia berhasil menguasai Yerusalem yang terletak di atas bukit, yang merupakan benteng alami yang ratusan tahun lebih tidak berhasil ditaklukkan oleh Yehuda (Yos. 15:63; Hak. 1:21). Dia melakukannya dengan mengomandoi pasukan yang dipimpin oleh panglima perangnya, Yoab. Ini menunjukkan betapa Daud adalah seorang pemimpin yang dihormati dan didukung oleh anak buahnya (1Taw. 11:10). Di balik keberhasilan itu, tentu ada Tuhan yang menyertai dia. Dia adalah Tuhan semesta alam (harf. Tuhan atas pasukan). Istilah ini menunjukkan kedaulatan Tuhan memakai pasukan-Nya untuk menggenapi maksud-Nya. Kita tidak pernah boleh lupa bahwa kemenangan dan keberhasilan dalam pelayanan tidak lepas dari dukungan anak-anak Tuhan lainnya yang satu visi. Lebih dari itu, ada Tuhan yang menyertai dengan kuat kuasa-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |