Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/08/15 |
|
Sabtu, 15 Agustus 2009
|
|
Judul: Menaklukkan keinginan sex Apakah Tuhan menciptakan seks untuk mengacaukan rumah tangga manusia? Atau untuk menghancurkan dunia? Jawabannya adalah "TIDAK". Kejadian 1 dan 2 mencatat bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sungguh amat baik. Allah sendiri mengatakan "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja" (Kej. 2:18). Sesungguhnya laki-laki dan perempuan memiliki keinginan yang datang dari dirinya sendiri, khususnya keinginan seks. Setiap orang bergumul dengan keinginan ini. Kalau keinginan ini tidak ditaklukkan akan melahirkan dosa yang merusak relasi kita dengan Allah (band. Yak. 1:14-15). Bagaimana menaklukkan keinginan seks? Ingatlah, seks adalah anugerah Tuhan, pemberian Allah. Seks bukan milik pribadi untuk memuaskan egoisme sebab tubuh kita (seks) sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus (ayat 1Kor. 6:20). Keindahan seks tidak bisa didapat dengan merebutnya dari seseorang. Justru kenikmatan seks dialami saat seseorang melepaskan haknya yaitu memberi diri untuk pasangan hidup-nya (band. 1Kor. 9:12,15). Keduanya menikmati kebesaran Tuhan dalam karya penciptaan, dalam persekutuan dengan-Nya (Kej. 1:26) dan dalam karya prokreasi ("beranakcuculah"- Kej. 1:28). Dengan demikian suami isteri -berdua- dapat mengucapkan terima kasih kepada Tuhan saat menikmati seks. Hal ini tak dapat dilakukan oleh para pelaku "sex after lunch" yang hanya memuaskan keinginan seks sesaat. Maka taklukkan keinginan seks "liar" semacam itu sekarang juga! Sebelum ditaklukkan olehnya, dan sebelum kehancuran datang menyerbu diri kita, pasangan hidup, dan keluarga kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |