Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/08/15 |
|
Minggu, 15 Agustus 2010
|
|
Judul: Keluarga dan anak adalah berkat Alasan lain yang mengemuka adalah kerepotan. Menikah dan memiliki anak tampaknya kini dipandang sebagai dua komitmen terpisah. Seringkali keduanya diidentikkan dengan kerepotan. Repot harus menyesuaikan diri dengan pasangan atau repot harus membesarkan anak. Belum lagi ongkos – tenaga, pikiran, uang, dan emosi – yang harus diberikan untuk membesarkan dan menyekolahkan anak. Karena itu banyak orang Kristen, terutama di kota-kota besar, memutuskan entah untuk menunda pernikahan, menunda memiliki anak, atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali. Kita perlu mengingat bahwa Tuhan tidak pernah meralat atau pun menarik kembali firman-Nya seperti tertulis dalam Kej. 1:28. Tidak pernah perintah beranak-cucu dianulir (bdk. Kis. 10:15). Mazmur 128 mengingatkan kita betapa pentingnya sebuah keluarga di mata Tuhan dan betapa berharganya anak-anak di mata Tuhan. Berkeluarga dan memiliki anak adalah suatu bentuk pengabdian hidup dan pelayanan kita yang menyukakan hati Tuhan. Jangan biarkan alasan-alasan pragmatis menghalangi rencana Allah hadir melalui hidup dan keluarga kita!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |