Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/15 |
|
Rabu, 15 Agustus 2012
|
|
Judul: Bukan sekadar alat penguasa Setelah uang dan ternak habis untuk membeli makanan, rakyat Mesir harus menyerahkan tanah dan tenaga mereka agar bisa makan (16-18). Jadi, sebelum terjadinya perhambaan atas anak-anak Israel dalam kitab Keluaran, Israel melalui Yusuf pernah memperhamba rakyat Mesir (21). Kalau begitu, apa bedanya? Apakah Yusuf menjadi perpanjangan tangan Firaun semata-mata untuk menindas rakyat yang tak berdaya? Wajar jika muncul kesan seperti itu. Namun, kita perlu mengingat luas dan dahsyatnya kelaparan yang melanda. Hanya suatu rencana dan pelaksanaan sistematis yang dapat menanggulanginya. Dalam arti ini, tindakan Yusuf atas nama kerajaan benar-benar merupakan tindakan penyelamatan. Di sini keturunan Abraham kembali menjadi berkat bagi bangsa Mesir. Tanpa kebijakan penyelamatan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, niscaya seluruh rakyat akan binasa karena kelaparan. Sentuhan manusiawi dalam transaksi antara rakyat dan kerajaan yang diberikan Yusuf adalah dengan mengabulkan permintaan mereka untuk mendapatkan benih bagi tanah mereka (23). Dengan pengecualian terhadap kaum imam, tanah rakyat menjadi milik Firaun, tetapi 80% hasilnya tetap menjadi hak mereka (24). Itu sebabnya mereka berkata kepada Yusuf, "Engkau telah memelihara hidup kami, asal kiranya kami mendapat kasih tuanku" (25). Yusuf merupakan contoh nyata dari peran yang dilakukan umat Tuhan. Dalam situasi serba sulit, kita pun dapat dipakai Tuhan sebagai alat-Nya, yaitu sebagai kepanjangan tangan berkat-berkat Allah bagi dunia pada umumnya dan sesama kita pada khususnya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |