Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/15 |
|
Jumat, 15 Agustus 2014
|
|
Judul: Kepemimpinan fungsional Kepemimpinan Paulus muncul di kapal yang menuju ke Roma itu. Meski sebelumnya sarannya tidak didengar, Paulus tidak lantas merajuk dan berdiam diri. Kemungkinan bahaya bila kapal melanjutkan pelayaran seperti yang telah dikatakan Paulus, ternyata terjadi. Angin badai melanda (14). Awak kapal pun berupaya menyelamatkan kapal, dengan menurunkan layar dan membiarkan kapal terapung-apung (17) serta meringankan beban kapal dengan membuang alat-alat kapal (19). Karena tidak ada hasil atas semua upaya itu, mereka jadi putus asa (20). Pada saat itulah Paulus tampil dan membangkitkan semangat dengan menyampaikan pesan Allah yang disampaikan kepada dia melalui malaikat (22-24). Paulus juga mencegah para awak kapal yang berusaha melarikan diri (30-32). Saran sederhana, tetapi penting pun dikatakan oleh Paulus, yaitu mengajak mereka makan (33-36). Paulus melakukan semua itu tanpa posisi kepemimpinan secara formal. Ia bukan kapten kapal atau prajurit kaisar. Ia hanyalah seorang tahanan. Kepemimpinan Paulus memang tidak dipandang sebagai kepemimpinan rohani oleh orang-orang di kapal itu. Mereka mengikuti saran Paulus karena telah terbukti kebenaran perkataan dan kompetensinya. Inilah yang disebut sebagai kepemimpinan fungsional, tanpa jabatan formal, tetapi melakukan fungsinya tatkala dibutuhkan, tatkala tak seorang pun dapat memberikan jawaban. Kita pun bisa tampil menjadi pemimpin fungsional bagi dunia di sekitar kita. Tak perlu jabatan dan pelantikan, tetapi berilah pertolongan dan layanilah mereka yang membutuhkan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |