Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/08/15 |
|
Kamis, 15 Agustus 2019 (Minggu ke-9 sesudah Pentakosta)
|
|
Ketika hidup menekan berat, pengharapan mulai goyah, apa yang harus dilakukan? Tetap taat dan percaya kepada Allah atau mengambil dan menjalankan keputusan sendiri tanpa menghiraukan Allah? Suasana seperti inilah yang dialami Saul dan bangsa Israel dalam menghadapi bangsa Filistin. Jumlah pasukan Filistin dengan kekuatan yang luar biasa (5) dibandingkan dengan Israel (2) adalah tidak setara. Tidak heran jika Saul dan pasukannya mengalami ketakutan yang luar biasa (6-7). Samuel yang ditunggu-tunggu juga tak kunjung tiba di tempat (8). Oleh karena itu, Saul memutuskan untuk mengambil solusi sendiri dengan melakukan kurban bakaran tanpa Samuel (9). Setelah itu, Samuel tiba dan marah dengan apa yang telah dilakukan Saul karena ia tidak taat pada Allah (11, 13). Saul membuat alasan demi alasan untuk membenarkan tindakannya (11-12). Samuel pun memberitahukan kepada Saul konsekuensi tindakannya, yaitu kerajaanya tidak akan tetap karena Allah akan menggantinya dengan seseorang yang berkenan di hati-Nya untuk menjadi raja atas umat-Nya (14). Kita mungkin merasa sulit untuk memahami konsekuensi yang harus ditanggung oleh Saul. Bukankah Samuel tidak kunjung tiba dan keadaan sudah sangat mendesak? Bukankah Saul sebagai seorang pemimpin harus mengambil keputusan? Hal hakiki yang terlupakan oleh Saul adalah melihat ke atas -senantiasa datang dan taat pada Allah dalam menghadapi apa pun. Melihat ke atas dan sabar menanti jawaban menjadi kegagalan Saul yang krusial. Bukankah kita pun sering bertindak seperti Saul ketika diperhadapkan pada berbagai masalah kehidupan? Pengharapan kepada-Nya mulai memudar dan ketaatan mulai hilang. Kemudian kita menempuh jalan sendiri. Masihkah kita sanggup untuk melihat ke atas? Yakinlah bahwa Allah melihat dan mengetahui apa yang kita hadapi dan Ia tidak akan meninggalkan anak-anak-Nya. Ia akan segera bertindak. Doa: Tuhan, mampukan kami untuk selalu menaati-Mu setiap saat agar kami hidup diperkenan bagi-Mu [Rud]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |