Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/16 |
|
Kamis, 16 Agustus 2012
|
|
Judul: Tetap yakin akan janji Tuhan Hanya saja, semuanya ini terjadi di tanah asing! Setelah melalui tahun-tahun pengembaraan yang "buruk adanya" (47:9), janji Tuhan mengenai tanah yang akan diberikan sebagai milik keturunan Abraham belum menjadi kenyataan (Kej. 15:7). Bagaimana sikap Yakub selaku pewaris janji Tuhan menghadapi kenyataan ini? Menjelang ajalnya, ia meminta Yusuf mengikat diri dengan sumpah kepadanya (29). Yakub sadar ajalnya kian mendekat dan hal terbaik yang dapat ia lakukan adalah menatap ke depan kepada janji Allah yang akan memberi tanah Kanaan kepada keturunan Abraham. Dalam pesan terakhirnya, Yakub meminta Yusuf untuk membawanya "keluar" dari Mesir. Pesan ini mengingatkan anak cucu Israel untuk tetap mengingat janji Tuhan kepada leluhur mereka. Bagi Yusuf sendiri dapat dikatakan, ia boleh saja menikmati jabatan sedemikian tinggi di Mesir, tetapi Mesir bukanlah tujuan terakhir. Mesir buat sementara memang menjanjikan keselamatan dari kelaparan, tetapi Mesir bukanlah negeri perjanjian itu sendiri. Dari akhir hidup Yakub, kita kembali belajar mengenai pentingnya pengharapan. Pengharapan berarti kita bersiteguh dalam keyakinan kita akan apa yang belum terlihat dan terwujud. Kita memiliki dasar yang teguh untuk itu, sebab yang kita nantikan ialah penggenapan janji Tuhan. Kepada umat Israel dahulu dan juga kepada kita sekarang yang menantikan Tanah Perjanjian abadi (Flp. 3:20). Dan sebagaimana Allah setia menggenapi janjinya pada Israel, Allah juga setia menggenapi janjinya pada kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |