Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/17 |
|
Minggu, 17 Agustus 2014
|
|
Judul: Mohon ampun dan pertolongan Permohonan berikut pemazmur ialah agar dilepaskan dari para musuh yang mengejar untuk membinasakan dirinya. Ada kemiripan mazmur ini dengan mazmur sebelumnya, 142. "berilah telinga kepada permohonanku" (ay. 1) senada dengan "aku memohon kepada Tuhan" (142:2). "Semangatku lemah lesu dalam diriku" (4) dengan "Ketika semangatku lemah lesu dalam diriku" (142:3). Pemazmur berharap pertolongan Tuhan karena ia sendiri sudah lesu dan hampir habis semangat (7a). Kalau Tuhan menunda, bisa-bisa ia binasa (7b). Di tengah permohonan yang begitu mendesak, pemazmur mengingat pada kasih setia Tuhan yang sudah pernah ia alami (5-6). Hal inilah yang membuat pemazmur belum kehilangan asa sepenuhnya. Ia memohon agar kasih setia Tuhan boleh sekali lagi ia alami (8). Bahkan disertai tekad untuk melakukan kehendak-Nya (10). Pemazmur meneruskan permohonannya dengan menyebut nama Tuhan dan mengungkapkan karakter-Nya yang adil (11), maka pembebasan dirinya sebagai orang benar akan berarti penghukuman bagi para musuh yang fasik (12). Bisa jadi, kesesakan yang dialami pemazmur dari para musuh merupakan sekaligus penghukuman atau pendisiplinan Tuhan atas dirinya, yang mungkin telah berdosa tertentu. Mazmur ini tepat menjadi doa introspeksi saat masalah menimpa kita. Kalau memang ada dosa, cepat akui dan bereskan. Lalu minta belas kasih dan kasih setia-Nya melepaskan kita dari masalah itu. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |