Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/08/17 |
|
Rabu, 17 Agustus 2016 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)
|
|
Perasaan muak Allah terhadap perilaku umat-Nya sampai pada puncaknya. Amarah-Nya yang bernyala-nyala dilukiskan seperti api yang tidak dapat padam. Tidak ada lagi yang perlu Allah sampaikan mengenai murka-Nya. Satu-satunya petunjuk yang didapat oleh tetua kaum Israel adalah penghukuman Allah tanpa ampun. Meski Allah berhenti berbicara terhadap umat-Nya, Ia masih melanjutkan nubuatan-Nya terhadap Yehezkiel. Kali ini, Allah membuka apa yang bakal terjadi saat amarah-Nya menimpa umat-Nya. Ia menyuruh Yehezkiel melihat ke arah Selatan dan mengutuki wilayah tersebut (45-46). Di daerah Selatan terbentang tanah Israel, dimulai dari Negeb, Dan dan sampai Beersheba (bdk. Yeh. 21:1-2). Artinya, murka Allah akan menimpa seluruh wilayah Israel dengan amarah-Nya yang dahsyat. Amarah Allah dilukiskan seperti api yang sangat panas dan siap melalap semua yang ada di wilayah Israel (47a). Kata "pohon" menunjuk pada populasi orang Israel. Kata "pohon yang hidup" merupakan gambaran orang benar dan kata "pohon yang layu kering" mengacu kepada kaum pemberontak terhadap Allah. Apa yang akan terjadi pada populasi bangsa Israel? Allah akan menampi umat-Nya dengan api murka yang tidak padam. Api Tuhan memperlihatkan genderang perang antara Allah Israel dan umat-Nya yang bebal. Saat penghukuman Allah tiba, Allah akan memusnahkan mereka. Di sini, orang benar terkena imbas dari kejahatan kaum Israel. Panasnya amarah Allah seperti wabah yang akan menjalar dari wilayah Selatan sampai Utara. Seluruh kaum Israel akan merasakan betapa mengerikannya murka Allah (47b). Saking mengerikannya, setiap orang Israel dan bangsa akan melihat Allah Israel adalah Allah yang hidup dan mahakuasa (48). Meski demikian, hati umat Israel telah bebal karena mereka tidak memercayai ucapan Yehezkiel. Mereka beranggapan nubuatannya hanyalah omong kosong belaka (49). Kebebalan hati hanya melahirkan petaka. Jangan keraskan hati saat Allah menegur kita! [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |