Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/08/18 |
|
Jumat, 18 Agustus 2006
|
|
Judul: Warisan terbaik dari Tuhan Apanya yang baik ketika semua orang mendapatkan dan kita tidak? Semua mendapat hak milik, sedangkan kita hanya hak guna pakai? Ibrani ps. 11 menyatakan bahwa justru saat kita tidak mendapat yang kasat mata, kita sudah mendapat yang kekal dari Tuhan. Kebaikan tak terhingga seperti itulah yang disediakan Tuhan bagi suku Lewi. Keturunan suku Lewi, yakni keturunan Merari, Gerson dan Kehat memproleh empat puluh delapan kota yang tersebar di seluruh tanah perjanjian (41-42). Frase `tanah-tanah penggembalaannya\' yang terus- menerus diulang menggambarkan fungsi kota bagi suku Lewi bukan sebagai hak milik. Ini tidak sama dengan sebelas suku lain sebab fungsi ini sekadar hak guna pakai. Hak milik pusaka suku Lewi adalah keimamatan yang harus berpengaruh luas ke seluruh umat dan mempengaruhi berbagai segi kehidupan umat termasuk pemberlakuan keadilan dan perlindungan (Yos. 18:7). Status tanpa fungsi tidak berarti, karena itu fungsi pelayanan keimamatan adalah harta yang tak punah oleh waktu. Fungsi ini mendapat bentuk yang Allah perbuat dan sempurna di dalam Kristus yang menyebut umat kepunyaan-Nya, imamat rajani (1Ptr. 2:9-10)! Karena Kristus telah menggenapi secara lebih penuh daripada status dan fungsi keimamatan Lewi, kita kini menjadi milik penuh Sang Raja Agung dalam segala segi kehidupan. Warisan terbaik Tuhan berikan pada umat-Nya. Itulah kesimpulan yang dicatat Yosua. Warisan itu bermakna kekal, menembus zaman dan waktu, batas negara dan budaya, bahkan melampaui kekecewaan yang mungkin ada di hati kita masing-masing. Kebenaran kalimat ini hanya mampu ditilik oleh kacamata iman dan hati yang bersyukur. Ibadah sejati disertai rasa cukup lebih mementingkan fungsi daripada status. Bersyukur: Saya dan orang Kristen di Indonesia perlu mewujudnyatakan bahwa fungsi dan peran lebih penting dan menentukan daripada mencari status dan hak.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |