Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/08/18 |
|
Minggu, 18 Agustus 2013
|
|
Judul: Perbuatan Allah layak disyukuri Pemazmur mengajak umat Tuhan sebagai sebuah komunitas yang beribadah bersyukur kepada Tuhan karena karya-Nya yang besar dan ajaib sesuai dengan kasih setia-Nya (2-4). Kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya dipaparkan dalam tiga karya-Nya yang luhur. Pertama, Tuhan telah membebaskan mereka dari belenggu perbudakan Mesir (9). Kedua, sebagai umat yang merdeka dan berdaulat mereka dianugerahi tanah Kanaan sebagai tanah pusaka (6). Dalam wilayah kedaulatan itulah Allah memberikan hukum-hukum-Nya agar keadilan dan kebenaran ditegakkan (7-8). Dan ketiga, mereka dipelihara di tanah pusaka mereka dengan segala kebutuhan mereka dipenuhi (5). Ajakan bersyukur ini tidak berhenti hanya pada ucapan bibir dalam ritual ibadah semata-mata. Rasa syukur harus diungkapkan dengan sikap menerima karya Tuhan dan mewujudkannya dalam hidup keseharian umat Tuhan. Hidup seperti apakah yang tepat untuk merespons segala kebaikan Tuhan? Hidup kudus sesuai kekudusan nama Tuhan (9). Hidup adil dan benar sesuai keadilan dan kebenaran Tuhan (7-8). Hidup menjadi berkat bagi sesama, seperti Tuhan yang telah memberkati mereka dengan rezeki yang melimpah (5)! Sudahkah kita mewujudkan syukur kita kepada-Nya dengan hidup yang sedemikian? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |