Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/08/18 |
|
Kamis, 18 Agustus 2016 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)
|
|
Jika satu bangsa berperang dengan bangsa lainnya, maka persentase menang 50:50. Bagaimana jadinya apabila Allah berperang melawan bangsa Israel? Nas ini merupakan kelanjutan dari Yeh. 20:45-49 yang berbicara tentang kehancuran bangsa dan tanah Israel. Jika dalam nas sebelumnya, murka Allah dilukiskan dengan kiasan "api" (bdk. 20:47), maka dalam perikop ini amarah Tuhan digambarkan seperti "pedang pembunuh" (14). Istilah "api" dan "pedang" memiliki fungsi yang sama, yakni memusnahkan dan membunuh. Allah menggunakan kata "pedang" untuk memperlihatkan bahwa diri-Nya mengangkat bendera perang. Artinya, Allah akan melenyapkan umat-Nya, baik orang benar maupun orang fasik (1-5, 8-10). Cara Allah membinasakan umat-Nya dengan memakai kerajaan Babilonia (18-25). Allah memakai tangan Si Pembunuh, yaitu raja Babel, menjadi pedang penghakiman dan kematian bagi umat Israel(11). Tajamnya pedang Allah diibaratkan berkilau seperti petir (10, 15). Saking hebatnya penderitaan yang bakal dialami bangsa Israel, Allah memerintahkan Yehezkiel mengerang kesakitan (6) dan berkabung (12). Sebab pedang kematian Allah akan membabat orang-orang fasik (13, 15-16). Allah melakukan pembersihan sampai tuntas agar tidak ada satu pun kefasikan yang tersisa bagi bangsa Israel (26). Walau seluruh wilayah Israel telah dihancurkan Allah menjadi puing-puing, namun Ia mampu membangun kembali kerajaan Daud dari timbunan puing tersebut. Kerajaan itu Allah titipkan untuk sementara waktu bagi mereka yang setia kepada-Nya sampai tiba ahli waris yang sejati untuk mengambil alih kuasa dan memerintah kerajaan tersebut (27). Allah kita murah hati dan panjang sabar. Meski demikian, Ia tidak pernah menolerir orang yang terus-menerus hidup dalam kubangan dosa. Sebab akan tiba saatnya Allah akan mendatangkan hukuman atas mereka yang nyaman dalam keberdosaan. Sekali murka-Nya menimpa kita, maka kehidupan kita akan diluluhlantakkan tanpa ampun. Karena itu, berhati-hatilah kita dalam hidup, berbicara, dan berperilaku. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |