Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/08/18 |
|
Jumat, 18 Agustus 2017 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Iman yang benar dan sejati selalu memercayai Allah akan membawa kita pada pemahaman tentang kebenaran dan kenyataan. Bagaimana dengan kepercayaan kepada Kristus? Yesus adalah anak Allah dan Imam Besar Agung. Ia duduk di sebelah kanan takhta Allah yang Mahabesar (1). Fakta ini tidak dapat dipungkiri oleh manusia. Karena Dia menyatakan kebenaran agar manusia memahami kehendak Allah dengan sempurna (6). Iman bukan sekadar pengetahuan tentang Allah. Orang yang memiliki pengetahuan mengenai Allah tidak secara otomatis disebut orang beriman. Misalnya, banyak orang melakukan studi tentang Yesus. Apakah pengetahuan mereka itu membuktikan bahwa dia mengimani Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia? Belum tentu. Sebab, beriman kepada Allah menyangkut penyerahan total hidup seseorang. Sedangkan berpengetahuan mengenai Allah berkaitan dengan akal budi belaka. Iman juga bukan sekadar perasaan sebagai seorang yang bertuhan. Ketika kita mengenakan atribut agama atau melakukan aktivitas keagamaan, tidak dapat dipastikan bahwa kita adalah orang yang sungguh-sungguh menghayati Tuhan dalam hidup sehari-hari. Sebab, orang yang sepenuh hati beriman kepada Tuhan pasti mengalami perubahan hidup, sifat, akal budi, dan perilaku. Iman yang sejati membawa kita mengalami pengenalan akan Allah secara benar. Mengenal Allah hanya dapat diperoleh melalui pengenalan akan Yesus. Sebagai anak Allah yang Mahatinggi, Yesus rela mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban untuk menebus dosa umat manusia. Apa yang dilakukan Yesus sesuai dengan apa yang dikehendaki Bapa Surgawi. Inilah gambaran yang benar mengenai hidup selaras kehendak Tuhan. Kita bersyukur bahwa iman kepada Yesus tidak membuat kita lari dari kenyataan, sebaliknya menguatkan kita menjalani kehidupan dengan kepasrahan kepada Allah. Sebab, kita yakin bahwa Allah akan memampukan kita hidup dengan sukacita. [JS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |