Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/08/19 |
|
Senin, 19 Agustus 2019 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Kita cenderung menilai seseorang berdasarkan penampilan luar dan lupa melihat ketulusan hati orang tersebut. Samuel berduka karena Saul telah ditolak oleh Allah sebagai raja atas Israel (1) dan ia pun takut dibunuh oleh Saul ketika Allah memintanya untuk mencari seorang raja baru di antara anak-anak Isai (1, 2). Dalam kesedihan Samuel, Allah memberikan petunjuk: apa yang harus ia lakukan (2-3). Samuel dengan patuh melakukan apa yang diperintahkan Allah. Ia melakukan persembahan kurban untuk menguduskan serta mengundang Isai dan anak-anaknya datang ke upacara tersebut. (4-5). Ini merupakan awal proses pemilihan raja Israel yang baru di antara anak-anak Isai. Awalnya, Samuel berpikir Eliab, tetapi ternyata bukan. Kemudian tampil Abinadab, lalu Syama, sampai ketujuh anak Isai telah tampil di depan Samuel, namun semuanya bukan pilihan Allah (6, 8, 9-10). Allah mengingatkan Samuel bahwa bukan yang dilihat manusia yang dilihat-Nya. Allah melihat hati, bukan penampilan luar (7). Ternyata masih ada anak bungsu Isai yang belum dilihat Samuel. Si bungsu, Daud -bekerja sebagai gembala -ternyata yang dipilih Allah. Sejak itu, Roh Allah berkuasa di atasnya (11-13). Samuel terkecoh oleh penampilan luar seseorang. Kita dapat mengelabui orang dengan sandiwara melalui penampilan luar kita, . Namun sesungguhnya, hal ini menjadikan kita sebagai orang munafik semata. Kita harus ingat bahwa tidak seorang pun yang dapat mengelabui Allah. Allah melihat sampai ke relung hati kita yang terdalam sehingga tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Mari kita tidak menilai saudara seiman secara kasatmata. Kiranya pada saat kita menilai seseorang, kita perlu mencari tahu isi hati orang tersebut. Mari kita juga memohon hikmat Allah untuk dapat menilai orang lain sesuai dengan apa yang Allah nyatakan kepada kita sehingga tidak terjadi perbedaan dalam menilai. Belajarlah melihat hati. Belajarlah melihat lebih dalam! Doa: Tuhan, ajar kami untuk berhikmat dalam menilai segala sesuatu dengan hikmat-Mu.[Rud]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |