Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/08/20 |
|
Kamis, 20 Agustus 2020 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Hari ini dunia menuntut kita untuk melihat segala sesuatu dari perspektif rugi atau untung. Bahkan tidak jarang dalam mengikut Tuhan pun, kita menghitung-hitung kembali apa keuntungan dan kerugiannya. Hal ini jugalah yang terjadi pada orang Lewi dalam pembahasan teks ini. Orang Lewi ini adalah imam bagi Mikha --seorang penyembah berhala (Hak. 17:12). Dengan berani ia mengatasnamakan Allah dalam menyampaikan nubuat kepada bani Dan. Padahal, Allah tidak menyatakan apa pun kepadanya. Kemudian dalam perjalanan keimamannya, orang suku Dan menawarkan kepadanya untuk menjadi imam bagi mereka serta menjadi kaum di antara orang Israel. Orang Lewi ini menyetujuinya karena tawarannya sangat menguntungkan (19-20). Ia pun meninggalkan Mikha dan membawa jarahan efod, terarium, dan patung pahatan milik Mikha serta mengikut suku Dan. Orang Lewi, yang seharusnya menjadi imam bagi umat Tuhan dan melayani Allah, terjebak dalam mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Akhirnya, segala pekerjaannya menjadi sia-sia karena orang Lewi tersebut tidak menjadi imam yang sah bagi suku Dan. Karena itu, Yonatan bin Gersom bin Musa ditunjuk untuk mengisi jabatan itu. Anak-anak Tuhan pada masa kini juga tak jarang bertindak seperti orang Lewi dalam teks ini. Banyak orang Kristen datang ke gereja hanya karena menginginkan berkat Tuhan. Selama menguntungkan, mereka mau pergi ke gereja. Namun, begitu risiko kerugian muncul, mereka menghilang dari gereja. Tidak jarang pula orang Kristen melayani hanya untuk aktualisasi diri dan popularitas. Mengikut Tuhan membuat kita harus menyangkal diri dan tidak melihat kepercayaan kepada Tuhan dalam kacamata rugi atau untung. Kita harus menjadi orang Kristen yang percaya kepada-Nya secara tulus. Bagi kita, Ia adalah satu-satunya Allah serta pusat pelayanan kita. Mari kita jauhkan motivasi rugi/untung dari hati kita, sehingga ibadah dan pelayanan kita murni di hadapan-Nya. Kita mesti bersabar pada saat menapaki jalan mulia dan kudus. [YLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |