Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/08/21 |
|
Minggu, 21 Agustus 2011
|
|
Judul: Meyakini kesetiaan Tuhan Mungkin seperti itulah yang dirasakan pemazmur. Ia seperti orang yang divonis mati, tak ada pengharapan. Ia merasa diperlakukan seperti orang fasik yang munafik, yang penampilannya ramah kepada teman-temannya, tetapi di dalam garang dan bengis (3). Padahal ia tidak seperti itu. Lagi pula mereka patut diganjar dengan perbuatan dosa mereka. Keadilan Tuhan pantas diberlakukan atas mereka (5). Syukurlah pemazmur tidak berhenti pada kesimpulan negatif itu. Pemazmur tahu bahwa Tuhan tidak akan menuduh dia berdosa membabi buta. Pemazmur sadar bahwa Tuhan tetaplah Tuhan yang dapat diandalkan. Tuhan adalah perisai hidupnya (7). Keyakinan pemazmur akan perlindungan Tuhan ini bukan semata-mata atas dirinya pribadi, melainkan atas umat-Nya. Beberapa penafsir menduga pemazmur adalah seorang raja keturunan Daud (8, "orang yang diurapi-Nya"). Pergumulan mazmur ini adalah pergumulan seorang pemimpin demi kebaikan bangsanya (9). Mungkin permohonan pemazmur agar Tuhan menjadi gembala bagi umat-Nya (9) menyiratkan pergumulan raja, yang juga disapa gembala, yang sadar akan kelemahannya dalam memimpin umat-Nya. Raja sadar kelemahan itu bisa dimanfaatkan musuh untuk menjatuhkan dia. Apakah Anda seorang pemimpin atau jemaat, mazmur ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tetap setia. Maka jangan meragukan Tuhan walaupun Ia seolah diam, walaupun ada gosip murahan bahwa Allah tidak lagi peduli Anda. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |