Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/08/21 |
|
Senin, 21 Agustus 2017 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Ibadah sejatinya adalah sikap tunduk kepada Allah. Manusia perlu menyadari bahwa Allah itu mahamulia, sedangkan ciptaan-Nya telah jatuh dalam dosa. Perjumpaan dengan Allah selalu dikaitkan pada berbagai simbol yang agung. Misalnya, Kemah Allah yang menjadi simbol tempat Allah bersemayam, yang di dalamnya terdapat barang-barang yang indah (1:5). Hal ini untuk menjaga kemuliaan Allah (1-5). Keagamaan Yahudi memiliki banyak simbol yang menyatakan keagungan Allah. Hal itu tercermin pada Kemah Pertemuan. Pada Kemah Allah terdapat pembagian tempat dan ruangan sebagai pemisah untuk Allah dan manusia. Pemisahan itu memperlihatkan bahwa manusia yang berdosa tidak dapat mendekati Allah yang kudus. Terlebih dahulu mereka harus membersihkan dan menyucikan dirinya dengan ritual yang telah diatur dalam hukum-hukum Allah. Pada masa PL, untuk bertemu dengan Allah dibutuhkan perantara, yaitu Imam Besar. Hanya dia yang diperbolehkan memasuki ruang Mahakudus, tempat di mana Allah hadir. Sebelum bertemu Allah, Imam Besar harus mempersembahkan kurban pendamaian untuk setiap kesalahannya agar dirinya tahir di hadapan Allah. Kenyataan ini membuat kita menyadari bahwa kesucian hidup menjadi faktor utama bagi seseorang untuk berjumpa dengan Allah. Yesus sebagai Imam Besar Agung yang sempurna telah menjadi pembuka jalan bagi manusia dapat berjumpa dengan Allahnya tanpa diliputi rasa takut. Ia telah mempersembahkan dirinya sebagai kurban pendamaian dan tebusan salah. Dengan penebusan itu, manusia dapat masuk dalam hadirat Allah dengan rasa aman dan sukacita. Bersyukurlah karena saat ini kita dapat beribadah kepada Allah bukan dengan ketakutan, tetapi dengan riang gembira. Manusia yang selayaknya menerima hukuman dari cawan murka Allah telah mendapatkan penebusan melalui Yesus. Kematian Kristus membuka jalan dan memampukan kita tidak kembali pada hidup yang lama. Karena itu, sekarang telah terbuka jalan meniti kehidupan dalam Kristus. [JS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |