Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/22 |
|
Jumat, 22 Agustus 2014
|
|
Judul: Kebebasan yang memperbudak Betapa jauh berbeda harapan Tuhan dari kenyataan hidup umat-Nya! Mereka bagaikan pokok anggur pilihan yang berubah menjadi pokok anggur berbau busuk (21; bdk. Yes. 5:1-7). Dengan menggunakan bahasa sarkastis, mereka diumpamakan sebagai unta betina yang tak perlu dicari dengan bersusah payah pada musim berjantan (23-24).Berbeda dengan mempelai yang takkan melupakan perhiasannya, umat Tuhan justru melupakan Tuhannya (32). Kendati demikian, umat yang telah menyeleweng dari perjanjian Tuhan masih berusaha membenarkan diri dengan menyangkal kesalahannya (23, 35). Memang tidak mudah mengubah hidup manusia dan memperbaiki kesalahan, tetapi lebih sulit lagi mengubah mereka yang tidak bersedia mengakui kesalahannya. Orang seperti itu menjadikan Tuhan pendusta (bdk. 1 Yoh. 1:10)! Bagaimana mereka dapat mengharapkan pertolongan Tuhan pada waktu ditimpa bencana dan malapetaka (27)? "Iman tanpa perbuatan", "agama tanpa komitmen", "kebebasan tanpa tanggung jawab" adalah ilusi yang diminati banyak umat "beragama" sekarang ini? Sekiranya iman tanpa kesetiaan dan ketaatan dimungkinkan, agama seperti inilah yang bakal dianut banyak orang. Itu berarti Tuhan direduksi menjadi berhala yang tunduk pada kemauan kita dan dikendalikan sesuai selera kita! Jadi, kepada kita ditawarkan dua jenis perhambaan, yakni kepada berhala-berhala buatan kita yang melayani kepentingan dan selera kita, atau kepada Tuhan yang sungguh-sungguh memerdekakan kita untuk melayani Dia dengan penuh sukacita (bdk. Rm. 6:16-23). Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |