Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/08/22 |
|
Sabtu, 22 Agustus 2015
|
|
Judul: Sehati dan Peduli Di masa Elisa, walau masyarakat Israel secara moral carut-marut, para nabi dibawah bimbingannya masih memperlihatkan kepedulian sosial dan kesehatian gotong royong. Hal ini terlihat ketika tempat buat mereka berkumpul dan belajar penuh sesak (1). Kemiskinan membuat mereka sehati saling bahu-membahu membangun tempat belajar yang lebih besar untuk kepentingan bersama (2). Di samping itu, Elisa sebagai pemimpin rohani turut membantu mereka (3-4a). Hal yang patut dipuji dari mereka adalah integritas dan dedikasi diri. Mereka belajar hal-hal rohani, tetapi mereka tidak mau menjadi beban bagi masyarakat Israel. Mereka bekerja keras dalam segala hal untuk mencukupi kebutuhan pribadi. Untuk membangun tempat baru, mereka sama sekali tidak meminta bantuan dana. Dengan akal budi serta kedua tangan dan kaki, mereka saling bergotong royong menebang pohon (4b). Dalam proses menebang terjadi musibah, yaitu mata kapak jatuh ke air yang keruh dan dalam, sehingga tidak memungkinkan untuk diambil (5a). Orang yang meminjam kapak itu bingung melihat kejadian itu. Sebab ia dengan susah payah, mungkin dengan sedikit mengemis, meminjam dari orang lain (5b). Ia tidak tahu dengan apa mengembalikan kapak itu, sebab ia sama sekali tidak memiliki uang. Di tengah kegalauan itu, penghiburan Allah datang melalui Elisa. Hanya melemparkan sepotong kayu, mata kapak besi yang berat itu mengambang di permukaan air (6-7). Tiada tindakan yang lebih efektif untuk menggerakkan Allah berkarya, selain lewat kesehatian dan kepedulian di antara umat Allah.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |