Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/08/22 |
|
Sabtu, 22 Agustus 2020 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Berani mengakui kesalahan merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Terkadang, kita tidak sadar telah melakukan sebuah kesalahan. Akibatnya, kita mengotot sehingga merugikan banyak orang karena kesalahan tersebut. Nas yang kita baca hari ini menunjukkan perang saudara antara orang Israel dengan orang Benyamin. Bisa dikatakan penyebabnya adalah adanya dua pihak yang telah melakukan kesalahan, namun mereka tidak menyadarinya. Kesalahan pertama adalah orang Lewi yang memotong jenazah gundiknya menjadi 12 bagian dan mengirimkannya kepada tiap suku Israel. Orang Lewi ini tidak melaporkan kejadian yang sesungguhnya. Pasalnya, ia sendiri yang menyerahkannya untuk dipakai banyak orang. Kesalahan kedua datang dari orang Benyamin. Mereka tidak mau mengakui bahwa ada orang-orang dursila dari sukunya yang telah berbuat kejahatan (13). Mengakui kesalahan adalah sebuah keberanian besar. Andaikan orang Lewi itu berani mengatakan kebenaran dan orang Benyamin juga mau mengakui kesalahan, perang saudara ini tidak akan terjadi. Akibat dari kesalahan ini, banyak sekali orang yang terbunuh dari kedua belah pihak. Cara hidup orang-orang pada masa itu sudah begitu bobrok dan tidak lagi melibatkan Tuhan. Dampaknya, semua orang merasa diri sebagai orang yang benar. Bagaimana kita hari ini? Bagaimana reaksi kita saat melakukan kesalahan? Apakah kita mau mengakuinya? Pengakuan itu adalah bentuk penerimaan bahwa kita adalah manusia lemah dan sering melakukan kesalahan. Selain itu, kita juga harus terus bersandar dan bertanya kepada Allah mengenai kehidupan kita. Sebab, Allah adalah sumber dan standar kebenaran. Jadi, untuk mengetahui salah atau benarnya tindakan, kita harus berkaca pada Sang Sumber Kebenaran melalui firman-Nya. Dengan sujud menyembah kepada-Nya, mari kita memohon bimbingan Tuhan agar terus mengarahkan hidup kepada firman-Mu sebagai sumber kebenaran-Nya. Cara hidup yang bobrok tidak perlu ditiru. Kita mesti jujur. [YLM] Baca Gali Alkitab 8 Masalah-masalah yang Simson hadapi disebabkan oleh kesenangan hidup yang dia utamakan. Hubungan dengan wanita kembali memicu munculnya masalah. Padahal dia adalah nazir Allah yang seharusnya menyingkirkan semua itu. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Anda dapat? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |