Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/08/23 |
|
Selasa, 23 Agustus 2022 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Saat ini, kebanyakan orang mengukur kesuksesan dari seberapa banyak materi dan tingginya kedudukan yang dimiliki. Hal itu tentunya tidak benar. Sadarkah kita bahwa hasrat akan materi dan jabatan sedikit demi sedikit dapat mengikis kedamaian hidup? Amsal mengajarkan kepada kita untuk memiliki hikmat dalam hal kelimpahan materi atau harta kekayaan yang kita punyai, bukan berfokus pada jumlah materi, melainkan pada sikap hati kita. Meskipun sederhana, memiliki sikap hati yang takut akan Tuhan jauh lebih baik dibandingkan memiliki banyak harta tetapi disertai kecemasan dan kebencian (16-17). Orang yang bijak di dalam Tuhan dipenuhi kesabaran, kejujuran, ketekunan, dan senantiasa menggunakan akal budinya untuk melakukan kehendak Allah (18-24). Hatinya mengarah kepada Allah dan kebenaran-Nya (25-33). Pengejaran akan materi dan kesuksesan hidup tanpa disadari dapat mengikis kedamaian dalam hidup kita. Tidak heran, kita selalu merasa kurang dalam meraih pencapaian hidup di dunia ini. Rasa cemas, takut, dan khawatir perlahan-lahan mengalahkan kedamaian di dalam hati dan hidup kita. Kita mulai khawatir saat hasil pekerjaan kita tidak memenuhi standar kesuksesan hidup di dunia ini. Kita takut direndahkan, kita takut menjadi miskin, dan kita takut ditolak oleh dunia ini. Semua itu tanpa sadar membuat kita kehilangan kedamaian, bahkan tak menutup kemungkinan kita kehilangan kemuliaan Allah. Sebanyak apa pun harta kekayaan yang kita miliki, tidak akan berarti jika hidup kita berujung pada maut. Takut akan Allah adalah kunci utama untuk menjadi bijak dalam segala hal, termasuk dalam hal harta kekayaan. Intinya, apakah langkah-langkah yang kita lakukan dalam memenuhi kebutuhan, mengejar impian, dan meraih kesuksesan hidup sudah didasarkan pada hati yang takut akan Tuhan? Kedamaian hidup tidak dapat dibeli dengan harta kekayaan, berapa pun jumlahnya! Kedamaian sejati hanya terletak pada hati yang takut akan Tuhan. Percayalah dan takutlah akan Allah, Dia akan memenuhi hatimu dan hidupmu! [MAR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |