Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/08/24 |
|
Senin, 24 Agustus 2009
|
|
Judul: Ketika aku menjadi Allah Raja Tirus sangat sombong dan mengklaim diri sebagai Allah (ayat 2), tetapi dia bukan Allah. Banyak raja di daerah timur tengah, seperti Mesir, yang dianggap merupakan keturunan dewa atau ilah yang disembah. Namun di Tirus dan sekitar Mesopotamia, raja adalah manusia biasa. Ada beberapa alasan mengapa raja Tirus menganggap dirinya sebagai Allah. Ia memiliki hikmat (ayat 3-4a), kekayaan (ayat 4b), dan kemampuan berdagang (ayat 5). Sang raja mungkin sangat cerdas dan cermat, atau dia memiliki para pembantu raja yang memiliki kemampuan untuk mengatur kerajaan dengan baik. Apapun alasannya, raja Tirus menganggap dirinya sama dengan Allah (ayat 6). Hal inilah yang membuat Allah geram dan marah sehingga Ia akan mengirim bangsa asing untuk menduduki Tirus (ayat 7). Seluruh kejayaan dan kesombongan Tirus akan dienyahkan. Bangsa Tirus akan dihukum dan tidak akan ada kemampuan yang bisa ditonjolkan oleh Tirus. Mereka tidak berdaya seperti orang mati (ayat 8). Dalam posisi seperti inilah raja Tirus, tak mungkin lagi berkata bahwa dirinya adalah Allah (ayat 9). Dalam hal inilah raja Tirus akan dipermalukan (ayat 10a). Allah yang disembah oleh orang Israel adalah Allah yang berkuasa, bahkan atas Tirus yang dianggap perkasa. Kadang-kadang kita pun berlaku seperti Allah atas hidup kita. Menjadi Allah berarti menentukan sendiri apa yang layak kita lakukan, menentukan sendiri apa yang benar dan salah. Di hadapan Allah yang berdaulat penuh hal ini adalah dosa, dan merupakan pemberontakan terhadap diri-Nya. Mari kita mawas diri. Segala kebolehan kita adalah anugerah-Nya. Akuilah dan naikkan syukur. Terimalah pengajaran dan perintah-Nya, Sang Berdaulat satu-satunya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |