Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/08/25 |
|
Senin 25 Agustus 2008
|
|
Judul: Bukan hanya karena kerinduan Daud juga telah merasakan kebaikan Tuhan. Dari gembala domba menjadi Raja Israel. Keturunannya pun akan diberkati (ayat 7-11). Tak heran ia merasa terganggu saat menyaksikan suatu hal yang mencolok: ia tinggal di istana megah, sedangkan Tabut Perjanjian, yang merupakan simbol kehadiran Tuhan, diletakkan di dalam kemah (ayat 1). Maka muncullah kerinduan untuk membangun rumah bagi Tuhan. Namun Tuhan ternyata tak mengizinkan Daud mewujudkan kerinduannya (ayat 3-4). Mengapa? Salahkah Daud? Kerinduan Daud tak salah, tetapi ada hal yang harus dipahami oleh Daud. Tuhan tak pernah meminta Daud untuk membangun sebuah rumah, sebagai tempat untuk meletakkan Tabut Perjanjian (ayat 4-6). Tuhan juga tidak pernah meminta Daud membalas segala sesuatu yang telah Dia lakukan bagi Daud (ayat 7-10). Daud pun harus menyadari bahwa pembangunan rumah bagi Allah seharusnya bukan membangkitkan kemuliaan bagi Daud, melainkan bagi Tuhan. Lagi pula tangan Daud telah pernah berlumuran darah karena keterlibatannya di medan perang (1Taw. 22:8, 28:3). Sebab itu, Tuhan menyerahkan tugas pembangunan Bait-Nya kepada Salomo, anak Daud sendiri. Bukan hanya Daud, kita pun terkadang ingin melakukan sesuatu bagi Tuhan. Namun kita telah belajar bahwa apa yang ingin kita lakukan belum tentu sesuai dengan hati Tuhan. Bukan selalu karena Tuhan tidak berkenan, melainkan karena memang Tuhan tidak menghendaki demikian, atau bisa juga karena belum waktunya menurut Tuhan. Maka carilah kehendak Tuhan saat akan melakukan apa pun bagi Dia. Sebab semuanya harus diarahkan bagi kemuliaan-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |