Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/08/25 |
|
Kamis, 25 Agustus 2022 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Hidup ini bagaikan sebuah perjalanan. Ada jalan yang harus kita tempuh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Allah. Pertanyaannya adalah: seberapa yakinkah kita bahwa jalan yang sedang kita lalui sudah merupakan jalan yang benar? Amsal menjabarkan ciri-ciri orang yang berada di jalan yang benar, yakni: menjauhi kejahatan (17); rendah hati (18-19); percaya kepada Allah (20); bijaksana dalam berpikir, berkata-kata, dan bertindak (21-24). Sebaliknya, orang yang hanya memedulikan dirinya sendiri dan suka melakukan kejahatan di mata Tuhan hanya akan mendatangkan hukuman Allah (25-30). Diperlukan kesabaran dan penguasaan diri untuk bisa tetap setia berada di jalan yang benar. Firman Tuhan melalui Amsal mengingatkan bahwa ada jalan yang terlihat lurus dan baik, namun berujung pada maut. Oleh karena itu, penting bagi setiap manusia untuk menguji hati dan mengevaluasi diri apakah sudah berada di jalan yang benar. Dalam hal ini, diperlukan kesabaran, kerendahan hati, dan ketaatan. Kita sering kali terlalu percaya diri bahwa kita sudah hidup di jalan yang benar. Tanpa sadar, kepercayaan diri seperti itu membawa kita kepada kecongkakan. Kita mulai menguasai hidup kita dan menentukan jalan kita sendiri. Kita lebih percaya kepada mata sendiri dibandingkan percaya kepada Allah. Kita lebih takut ditolak oleh perkembangan dunia dibandingkan ditolak oleh Allah. Dengan kata lain, kita mulai tidak memercayai Allah dalam hidup kita. Tanpa sadar, perlahan namun pasti, kita membuat diri kita berkompromi dengan dosa. Kemudian, kita melakukan apa saja asalkan tujuan kita tercapai, meski harus menyakiti sesama. Bahkan, kita melakukan berbagai kecurangan dan kekerasan. Mari kita perhatikan seluruh tingkah langkah hidup kita. Apakah kita sudah berada di jalan hidup yang benar, atau belum? Milikilah kerendahan hati dan iman percaya kepada Allah! Bersikaplah bijak dalam pemikiran, perkataan, maupun perbuatan! Kiranya Allah memampukan kita untuk hidup berkenan sebagai orang yang percaya kepada-Nya. [MAR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |