Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/08/26 |
|
Kamis, 26 Agustus 2010
|
|
Judul: Respons terhadap kejahatan Memang pemazmur menyadari realitas bahwa menghadapi orang jahat yang meraja lela, orang percaya seringkali tidak berdaya. Jangankan melawan, untuk bertahan saja sulit. Manusia jahat demikian disebutkan oleh pemazmur (2) melakukan kekerasan, merancang kejahatan, menghasut setiap hari, menjatuhkan, memasang jerat dan menaruh perangkap untuk pemazmur. Pemazmur mengingatkan kita pada situasi di mana kita pun dapat menjadi korban kejahatan tersebut. Namun apakah pemazmur mengadakan perlawanan fisik, bahkan mengangkat senjata untuk melawan kejahatan? Tidak! Pemazmur justru menyatakan keberanian imannya dengan berseru kepada Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan agar melindungi diri-Nya dari para musuh (7-8). Ia memercayakan dirinya kepada Tuhan. Tuhan akan bertindak adil membela dan melindungi orang yang tertindas dan tidak berdaya (13-14). Sebaliknya, Tuhan pasti akan membalas orang jahat setimpal kejahatannya (9-11). Pemazmur mengajak kita untuk mengidentifikasikan diri sebagai orang yang tertindas dan miskin, tetapi benar dan jujur di hadapan Tuhan. Berarti yang utama adalah, kita harus hidup benar di hadapan Tuhan. Maka barulah kita akan mengalami perlindungan-Nya dari segala kejahatan musuh. Bagaimana pun kejahatan musuh-musuh iman kita, betapa pun ganas dan seolah tak terkalahkan, tetapi di hadapan Allah yang perkasa semua tidak ada apa-apanya. Maka mari andalkan Tuhan dan kalahkan kejahatan dengan kebaikan yang berasal dari Tuhan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |