Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/27 |
|
Senin, 27 Agustus 2012
|
|
Judul: Iman yang menatap ke depan Sebagai bangsawan Mesir, Yusuf masih tetap Israel yang yakin akan janji Tuhan dan menanti penggenapannya melampaui masa hidupnya sendiri. Ia yakin akan lawatan Allah atas umat-Nya yang akan membawa mereka ke Tanah Perjanjian. Kata yang diterjemahkan "memperhatikan" dalam Alkitab Indonesia sering digunakan dalam arti tindakan Tuhan yang melawat umat-Nya untuk menyelamatkan. "Allah akan melawat kamu!" Yusuf, pelindung saudara-saudaranya, hanya dapat memberi jaminan sementara. Namun karya penyelamatan yang jauh lebih besar masih akan dikerjakan Allah bagi umat-Nya. Keyakinan itulah yang mendorongnya untuk berpesan agar tulang-belulangnya dibawa keluar kelak bersama keluarnya Israel dari Mesir. Tentu bukan tulang-belulang ini yang terpenting, melainkan janji Tuhan yang tetap diyakininya sampai akhir. Pesan Yusuf terwujud ketika Musa membawanya keluar bersama umat Israel (Kel. 13:19) dan ketika Yosua menguburkannya di Sikhem (Yos. 24:32). Sebenarnya Tanah Perjanjian pun dimengerti hanya sebagai persinggahan bagi umat Tuhan. Penulis surat Ibrani menegaskan bahwa tokoh-tokoh iman seperti Abraham, Yakub, dan Yusuf, ternyata tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab, Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi umat-Nya (Ibr 11:39). Inilah yang kita imani sementara menatap ke depan, ke negeri baru yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya yang baru, yang melampaui batas Israel lahiriah (Why. 21:1-7)! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |