Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/27 |
|
Rabu, 27 Agustus 2014
|
|
Judul: Aduh, dadaku! Bencana yang bakal menelan korban itu kerap digambarkan dalam pemberitaan para nabi lainnya, apa yang terjadi dalam dunia manusia disandingkan pula dengan kejadian-kejadian dahsyat di tata alam. Yeremia menggunakan istilah tohuwabohu, istilah yang persis sama untuk melukiskan bumi yang "belum berbentuk dan kosong" pada waktu penciptaan (23; bdk. Kej. 1:2). Bumi yang kacau balau dan tak berpenghuni dibandingkan dengan keadaan porak-poranda akibat perang (25).Gambaran mengenai gunung terguncang, langit menggelap, dan kejadian alam yang serba kacau terkait datangnya hari Tuhan, adalah hari penghukuman yang sangat menggentarkan manusia Ibrani kuno (bdk. Yes. 13:7-9; Yeh. 30:1-4). Luar biasanya, di antara kekacauan perang yang berkecamuk, bangsa yang terancam itu masih sempat berdandan bagai perempuan sundal untuk menawan pihak musuh (30). Namun, kali ini ia merintih kesakitan, binasa di tangan musuhnya (31). Betapa ironis! Umat yang menolak cinta sejati Tuhannya akhirnya ditolak para pencintanya! Kehancuran bangsa yang menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan menjadi peringatan bagi kita. Sebagai umat yang ditempatkan Tuhan di negeri ini, kita wajib prihatin bila kekacauan dan kejahatan menandai hidup sehari-hari, dengan menumbuhkembangkan kecerdasan spiritual bangsa berdasarkan firman Tuhan. Jika tidak, akan semakin banyak orang yang pintar untuk berbuat jahat dan bodoh untuk berbuat baik (22). Aduh! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |