Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/08/28 |
|
Jumat, 28 Agustus 2015
|
|
Judul: Harus Diberitakan Kemudian Elisa menangis karena ia melihat apa yang akan terjadi pada Israel pada waktu yang akan datang. Ia tahu bahwa Hazael akan menghancurkan Israel (12). Memang semua itu terjadi akibat dosa-dosa Israel sendiri, tetapi rasa kebangsaannya, tak urung membuat Elisa bersedih. Namun respons Hazael memperlihatkan bahwa ia tidak menganggap apa yang akan dia perbuat di masa datang merupakan suatu hal yang jahat, melainkan sesuatu yang membanggakan. Maka ia mempertanyakan, bagaimana mungkin dalam keadaannya yang seperti itu, ia dapat melakukan hal seperti yang dikatakan oleh Elisa. Maka Elisa menjelaskan bahwa ia akan menjadi raja Aram (13). Kisah Elisa ini mirip dengan kisah Yunus. Waktu itu Yunus diperintahkan pergi ke Niniwe untuk bernubuat agar Niniwe bertobat. Yunus sempat menolak. Namun ketika dia pada akhirnya melakukannya juga, ia menjadi kesal dan marah (lihat Yun. 4:1). Berbeda dengan Yunus, Elisa tetap menyampaikan berita yang harus dia sampaikan kepada Hazael, meskipun ia sangat sedih membayangkan peristiwa yang akan menimpa bangsanya. Elisa sadar bahwa dia hanyalah abdi Allah yang bertugas memberitakan firman Allah. Betapa berat tugas seorang hamba Tuhan. Ia harus menyampaikan kebenaran dari Allah, meski kadang-kadang hal itu terasa berat untuk dilakukan. Namun sebagai hamba, ia harus taat. Maka kita perlu berdoa bagi setiap hamba Tuhan agar Tuhan mengaruniakan kebesaran hati dan kekuatan kepada mereka dalam melakukan segala tugas pelayanan mereka.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |