Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/29 |
|
Jumat, 29 Agustus 2014
|
|
Judul: Memperilah yang asing, diperhamba yang asing Rasa aman palsu seperti itu menyulut murka Tuhan. Reaksi keras pun diungkapkan terhadap sikap yang meremehkan Tuhan dan nabi-Nya. Umat yang menolak Tuhan akan ditolak juga oleh Tuhan, seperti carang-carang pokok anggur yang dibuang (10). Firman-Nya akan menjadi api yang memakan habis bangsa-Nya! (14). Peringatan ini senada dengan pengutusan Yeremia yang sejak awal memang dipersiapkan untuk mencabut, merobohkan, membinasakan, dan meruntuhkan (bdk. 1:10). Siapa yang digambarkan sebagai perwujudan firman yang bagaikan api melahap bangsa itu? Lagi-lagi, Yeremia menubuatkan kedatangan bangsa asing "dari jauh" sebagai alat hukuman Tuhan (15-17). Disebutkan dengan jelas bangsa mana yang dimaksudkan, tetapi bangsa yang kuat ini akan menghabisi hasil panen, anak-anak, ternak, dan menghancurkan segala kota pertahanan mereka. Di akhir perikop ini kita diingatkan, umat Tuhan akan menuai sendiri akibat dari ulahnya yang mengingkari Tuhan. Sama seperti mereka meninggalkan Tuhan dan memuja ilah-ilah asing, demikian pun mereka akan menghamba pada bangsa asing di negeri asing (19)! Untuk manusia yang hidup pada masa kini, bukankah hal serupa masih terlihat? Boleh jadi kita tidak dikuasai secara langsung oleh bangsa lain, tetapi apakah tidak ada yang menguasai pikiran serta tindakan kita? Siapa yang memuja uang akan diperhamba oleh uang. Siapa yang gila kuasa akan diperbudak oleh kuasa. Bukankah Kristus sendiri mengajarkan, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan?" (Mat. 6:24). Kita dapat memilih setia mengabdi kepada Tuhan atau sebaliknya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |