Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/08/29 |
|
Kamis, 29 Agustus 2019 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Semua orang ingin menjadi pemenang. Persoalannya bagaimana caranya mencapainya? Ada orang yang melakukan segala cara untuk menang. Salah satunya dengan kekerasan-entahkah secara fisik atau pun verbal. Mungkinkah kita menang tanpa cara kasar, keras, dan curang? Daud, yang hidup dalam pelarian, akhirnya mendapatkan kesempatan baik untuk membunuh Saul. Di dalam gua tempat Daud bersembunyi, Saul masuk untuk membuang hajat (4). Tidak ada tentara yang berjaga di sekitar Saul. Tak disangka, kesempatan membalas Saul terbuka lebar bagi Daud. Sekali tebas habislah Saul. Daud beranjak dari tempat persembunyiannya dan mendatangi Saul dengan perlahan. Namun, yang dilakukan Daud jauh dari perkiraan. Ia hanya memotong ujung jubah Saul (5). Bagi Daud pantang seorang yang diurapi Tuhan dijamah apalagi membunuhnya (7). Setelah selesai, Daud menjumpai Saul sambil mengangkat potongan ujung jubah Saul. Daud berusaha menyadarkan Saul bahwa dirinya bukanlah musuh (12). Apa yang dilakukan Daud membuat Saul tersadar dengan apa yang telah dilakukannya. Ia menangis penuh sesal (17). Saul memanggil Daud dengan sebutan anak. Saul berjanji tak lagi memusuhi dan memburu Daud. Daud memberikan teladan bagaimana menjadi pemenang dengan cara damai. Ia tidak memilih untuk membunuh sebagai solusi balas dendamnya. Dengan cara yang ditempuhnya, ia pun memenangkan hati Saul sehingga sadar akan dosa-dosanya. Bagi Daud, melawan orang yang dipilih Allah sama artinya melawan-Nya. Jalan damai adalah jalan kasih Allah. Dalam persaingan banyak kemenangan yang menyisakan kebencian. Kita dipanggil untuk memberikan teladan untuk menang dengan cara damai. Menang dengan damai menghasilkan kehidupan yang membahagiakan bagi semua pihak. Itulah yang dikehendaki Allah. Doa: Tuhan mampukan aku menang dengan cara yang benar dan damai, tanpa menyisakan kebencian. [AP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |