Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/08/30 |
|
Senin, 30 Agustus 2010
|
|
Judul: Belajar berdoa dengan iman Apa sebenarnya yang menjadi pergumulan pemazmur? Ayat 3, 9, 12 menjelaskan bahwa pemazmur sedang menghadapi musuh yang mengejar dirinya dan hendak membinasakan dia. Namun mazmur ini tidak menjelaskan siapa musuh yang dia maksud. Pemazmur menaikkan doa permohonannya karena keadaannya yang sangat terjepit. Semangatnya sudah habis (4b, 7a) dan ia merasa ditinggalkan sendirian dalam keadaan hampir mati (7b). Apa yang pemazmur minta dari Tuhan? Pemazmur memohon agar Tuhan mendengarkan seruannya karena ia percaya Tuhan adil dan setia (1, 8). Oleh karena itu pemazmur percaya bahwa demi keadilan-Nya, Tuhan pasti akan menyelamatkan dirinya dari para musuh, sebaliknya para musuhnya akan dibinasakan (12). Saat pemazmur mengingat kembali karya Tuhan pada masa lampau. Ingatan ini menimbulkan keberanian untuk merindukan uluran tangan Tuhan pada saat ia mengalami kesesakan waktu itu (5-6). Pemazmur meminta agar Tuhan mengajar dirinya bagaimana hidup menurut petunjuk Tuhan supaya hidupnya berkenan kepada Tuhan (8b, 10-11). Mazmur 143 merupakan doa orang beriman. Kita bisa menaikkan doa seperti ini saat tekanan melanda hidup. Siapa pun dan apa pun permasalahan kita, kita boleh percaya bahwa Tuhan pasti mendengar doa kita dan menjawab pada waktu-Nya. Hanya saja, kita perlu belajar mendekatkan diri kepada-Nya, mematuhi kehendak-Nya, serta menantikan jawaban Tuhan dengan tetap bertekun dalam doa.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |