Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/08/30 |
|
Selasa, 30 Agustus 2016 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
Tirus merupakan kota pelabuhan. Orang-orang yang mendiami wilayah Tirus adalah bangsa Fenesia. Saat itu Tirus termasuk salah satu kota terkaya (lih. 27:1-25; Yes. 23:5, 8). Saking makmurnya, bangsa Tirus menjadi sombong dan bermegah atas kota-kota yang dibangun. Mereka sangat bersukacita dengan kejatuhan Yerusalem (1-2). Hancurnya Yerusalem memberikan keuntungan besar dalam jalur perdagangan bagi Tirus. Di sini terlihat jelas egoisme bangsa Tirus yang hanya memikirkan diri sendiri dan tidak peduli dengan nasib bangsa lain. Dengan kejatuhan Yerusalem, terbuka peluang besar untuk melakukan monopoli perdagangan, baik di darat maupun di laut. Karena sifatnya seperti itu, Allah mengutuk Tirus dan bersumpah akan memusnahkan seluruh kota dan bangunan berkubu yang mereka banggakan (3-4). Apa yang mereka banggakan selama ini dalam sekejap akan lenyap karena bangsa yang sangat kuat akan menjarah abis semua kekayaan bangsa Tirus (5, 12, 14). Lagi pula Allah akan memakai kekuatan raja Babel untuk menaklukkan seluruh wilayah Tirus (7, 9, 10). Penduduk mereka akan mati karena pedang (6, 8, 11). Bangsa Tirus yang dikenal sebagai raja lautan dan kota yang mewah dalam sekejap akan hancur oleh bencana alam. Allah akan membungkam kesombongan mereka dengan tsunami yang hebat. Gelombang air pasang yang hebat mampu menenggelamkan seluruh wilayah Tirus ke dasar laut (19-20). Saking hebatnya bencana alam itu membuat keberadaan Tirus hanya tinggal kenangan (21). Kejatuhan Tirus menjadi kejutan bagi banyak bangsa. Mereka tidak menduga bahwa Tirus yang tangguh dengan bentengnya yang kokoh dapat hancur lenyap dalam sekejap (15-18). Kesombongan merupakan ego yang terpusat pada diri sendiri. Tidak heran jika orang sombong memiliki kecenderungan memandang rendah orang lain. Perilaku sombong seperti ini dapat menghancurkan diri sendiri. Belajarlah rendah hati dan murah hati agar kita menjadi orang yang bijaksana. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |