Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/08/30 |
|
Minggu, 30 Agustus 2020 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam bacaan hari ini Paulus menekankan pentingnya penerapan hak dan kewajiban dalam keluarga. Menurut Barclay, ada dua prinsip umum dari nasihat-nasihat Paulus ini. Pertama, etika Kristen merupakan kewajiban timbal balik. Ada kewajiban suami, ada kewajiban istri. Ada kewajiban orang tua, ada kewajiban anak. Suami memiliki kewajiban yang sama penting dengan kewajiban istri. Orang tua memiliki tugas yang sama mengikatnya dengan tugas anak. Sejatinya, ini merupakan hal yang sama sekali baru. Pada masa itu seorang perempuan tak ubahnya benda milik suaminya, seperti rumah dan ternak. Dalam budaya Yahudi suami dapat menceraikan istri dengan alasan apa pun, sementara istri tidak diizinkan meminta cerai. Menurut hukum dan kebiasaan Yahudi, semua hak istimewa dipegang suami, sedangkan semua kewajiban dipegang istri. Dalam hukum Roma dikenal Patria Potestas, hukum tentang kekuasaan ayah. Anak sangat dikuasai orang tua. Ayah boleh menjual anaknya sebagai budak, menyuruhnya bekerja sebagai buruh, bahkan menghukum mati. Kedua, hubungan antaranggota keluarga berada di dalam Tuhan. Istri tunduk kepada suami sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Suami mengasihi istri, anak menaati orang tua, sebab itulah hal yang indah di dalam Tuhan. Tuhanlah yang menjadi dasar hubungan antaranggota keluarga. Tentunya, ketaatan istri di sini bukanlah ketaatan mati. Namun, ketaatan karena Tuhan menghendaki demikian, bukan asal taat dan asal tunduk. Jadi, bukan berdasarkan ketakutan, tetapi kerelaan dalam Tuhan. Mengenai hubungan orang tua dan anak, John Newton, pencipta lagu Amazing Grace, pernah berkata, "Aku tahu ayahku mengasihiku, namun agaknya ia tak ingin aku menyaksikannya." Kasih kepada anak perlu diperlihatkan. Jangan hanya asal disiplin. Jika demikian, kita hanya akan mendapatkan rasa takut, bukan hormat mereka. Akhirnya, dasar di dalam Tuhan menjadi penting karena Tuhanlah yang menciptakan keluarga kita. Karena itu, mari kita terapkan dalam keluarga kita masing-masing. [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |