Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/08/31 |
|
Kamis, 31 Agustus 2006
|
|
Judul: Dampak bertemu Tuhan Tidak selalu mudah bagi kita untuk menemukan realisasi makna “kerukunan”, bahkan dalam hidup berjemaat. Padahal gereja yang sehat adalah gereja yang jemaatnya hidup dalam kerukunan, yaitu situasi saat seluruh anggota bersatu hati dan bersuara memuliakan Tuhan (6). Paulus melanjutkan pengajarannya kepada jemaat di Roma mengenai kehidupan berjemaat. Sebelumnya ia telah mengingatkan jemaat di Roma untuk tidak saling menghakimi (14:1-13a) dan tidak menjadi batu sandungan bagi sesama (14:13b-23). Kini Paulus meminta jemaat Roma untuk aktif menciptakan kerukunan. Dasar dari pengajaran dan tuntutan kerukunan ini adalah hidup Kristus sendiri (15:3, 7). Tindakan aktif pertama yang dapat dilakukan adalah menanggung beban sesama kita (1). Pepatah mengatakan, “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.” Golongan kuat kemungkinan besar adalah kaum berada, sebaliknya golongan lemah adalah kaum miskin. Saling menolong dan menanggung beban bahkan akan meruntuhkan batas-batas di antara umat manusia yang saling bermusuhan. Kedua, orientasi hidup orang Kristen seharusnya tidak berpusat pada apa yang menguntungkan dirinya sendiri, tetapi apa yang membawa kebaikan dan membangun orang lain (2). Semakin dewasa iman kita, semakin kita memikirkan kebaikan dan kemajuan orang lain yang ada di sekitar kita. Ketiga, kerukunan terjadi pada saat kita merelakan diri menerima orang lain dengan kelebihan dan kekurangannya (7). Kristus adalah sumber iman Kristen yang memberikan contoh bahwa hidup-Nya bukanlah untuk menyenangkan diri-Nya sendiri. Kristus bahkan menerima cercaan dan hinaan demi keselamatan kita semua (3). Ingatlah, Kristus menerima kita bukan karena kita hebat dan memiliki kelebihan, tetapi justru pada saat kita najis oleh dosa. Doa: Tuhan, pakailah aku menjadi alat-Mu dalam menciptakan kerukunan di tengah-tengah keluarga, gereja dan lingkungan sekitarku.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |