Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/08/31 |
|
Rabu, 31 Agustus 2016 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
Tidak dapat dipungkiri bahwa Tirus bukan hanya merupakan kota pelabuhan, tetapi juga kota perdagangan yang cukup penting dan berpengaruh saat itu. Selain itu, Tirus juga dikenal sebagai kota terkaya. Banyak barang dagangan yang diperjualbelikan di sana. Misalnya, perak, besi, timah putih dan hitam, permata, kain, pakaian warna, hasil bumi dan sebagainya (12-25). Sistem yang dipakai dalam jual beli adalah sistem bertukar barang (barter). Di kota Tirus ini, banyak orang dari pelbagai negeri singgah dan melakukan transaksi. Tidak heran jika Tirus dikatakan sebagai kota terindah yang terapung di tengah lautan (1-9). Tirus juga memiliki tentara dari berbagai kerajaan. Mereka menyewa tentara ini untuk menjaga keamanan wilayah mereka (10). Meski begitu, apa yang terjadi pada Tirus yang indah, makmur, kuat, dan perkasa? Di hadapan Allah, semua yang dibanggakan oleh mereka hanyalah kesia-siaan. Dengan badai Timur disertai gelombang air pasang yang hebat, Tirus dalam sekejap hancur dan terhempas ke dasar lautan (26-27). Tidak ada yang tahan menghadapi murka Allah. Semua orang gemetar melihat dahsyatnya kekuasaan Allah Israel. Hanya rasa takut, ratapan, teriakan pahit, dan jiwa merana yang menghiasi kemusnahan Tirus (28-31). Dalam sekejap, Tirus yang merupakan sumber kekayaan dan perputaran ekonomi dunia berubah menjadi teror yang menakutkan bagi banyak bangsa. Tirus yang mereka banggakan telah lenyap dan hilang ditelan bumi (33-35). Yang tersisa hanyalah kenangan yang sia-sia (32, 36). Hampir setiap manusia mengejar harta dan kekuasaan. Demi menggapai hal itu, segala cara pun dilakukan. Tidak peduli hati nurani, seseorang dapat merangkak ke tangga kesuksesan di atas penderitaan banyak orang. Namun semuanya itu tidak berhenti hanya di sana. Ada Allah yang mahaadil dan mahakuasa menimbang kesalahan manusia dan menghakiminya sesuai dengan perbuatannya. Semua kenikmatan dunia hanya membawa kita menuju kesia-siaan. Jadikan Allah sebagai sumber bahagiamu! [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |