Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/08/31 |
|
Sabtu, 31 Agustus 2019 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Menghormati pemimpin adalah sikap terpuji. Tentu tidak semua pemimpin melakukan kebaikan. Tindakan penghormatan dilakukan karena kita percaya bahwa Allahlah yang menghadirkan pemimpin. Menghormati pemimpin adalah tanda menghormati Allah. Daud kembali menunjukkan penghormatan kepada Saul sekalipun Saul memperlakukannya sebagai buronan. Daud memiliki kesempatan untuk membalas tindakan jahat Saul. Saat itu, Saul bersama dengan pasukannya tengah beristirahat. Agaknya kelelahan hebat membuat mereka terlelap (7). Sebuah kesempatan tepat untuk bertindak menghentikan langkah Saul yang selalu hendak membunuh Daud. Abisai berinisiatif untuk menghabisi Saul (8). Daud menolak dengan alasan karena Saul adalah orang yang diurapi Allah (9). Bagi Daud, Allah sendiri yang akan bertindak menghentikan Saul. Daud menyuruh Abisai mengambil tombak dan kendi minuman Saul. Dengan tombak dan kendi di tangan, Daud mempertanyakan alasan Saul memburunya. Jika memang Allah yang memerintahkan hal itu, Daud akan datang dan bertobat. Jika manusia yang menyuruhnya, Daud mendoakan agar orang itu dikutuk Allah (19). Pernyataan Daud membuat Saul menyesal. Saul berjanji akan menghentikan tindakannya (21). Daud pun mengembalikan tongkat dan kendi Saul. Daud memercayai bahwa pemimpin datang dari Allah. Jika pemimpin melakukan hal yang buruk, Allah yang akan bertindak. Keyakinan Daud ini membuatnya menghargai Saul sekalipun sikap Saul terhadapnya buruk dan menyakitkan. Di tengah kehidupan yang tidak menghargai pemimpin, kita diingatkan untuk menaruh hormat kepada pemimpin. Sikap hormat bukan berarti asal bapak senang. Kritik tetap boleh dilakukan asal semuanya disampaikan dengan sikap hormat. Allah telah mengizinkan keberadaan sosok tertentu sebagai pemimpin dalam hidup kita. Doa: Tuhan, kami berdoa agar para pemimpin gereja dan bangsa kami mampu memimpin dalam tuntunan-Mu. [AP] Baca Gali Alkitab 9 Hidup itu penuh kejutan. Banyak hal yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Nabal bersifat kasar dan jahat, Abigail, istrinya, adalah seorang yang bijak. Hidup terkadang mempertemukan ketidakseimbangan menjadi sebuah kesatuan demi keseimbangan itu sendiri. Allah bekerja dalam segala sesuatu demi sebuah tujuan. Daud memohon bantuan bagi dirinya dan pasukannya kepada Nabal. Tapi Nabal menolaknya mentah-mentah. Daud kemudian mempersiapkan diri dan pasukan untuk membalas Nabal. Tetapi, Abigail yang bijak dapat mengira apa yang akan terjadi. Ia mencegahnya. Tiga tokoh dalam bacaan ini sangat unik dan patut kita pelajari. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |