Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/09/01 |
|
Kamis, 1 September 2016 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
Manusia yang cinta uang mengukur segala sesuatu berdasarkan keberhasilan ekonominya. Sayangnya, keberhasilan yang dibanggakan berubah menjadi malapetaka baginya. Ini juga yang terjadi pada Raja Tirus dalam Alkitab hari ini. Allah menuduh Raja Tirus karena ia menjadi tinggi hati (2). Allah menyindir Raja Tirus yang mengganggap hikmatnya melebihi Daniel dan mengetahui semua rahasia. Dengan hikmatnya, ia pandai berdagang dan memperoleh banyak kekayaan yang akhirnya menjadi sombong (3-5). Karena kesombongan Raja Tirus yang menempatkan dirinya sama, dan memerintah, seperti Allah, maka Allah akan membangkitkan bangsa yang paling ganas untuk menghunus pedang mereka dan melawan hikmat yang dipujanya (7). Raja Tirus yang mengatakan bahwa ia bertakhta di tengah-tengah lautan (2) akan mati di tengah lautan (8), sehingga ia tidak dapat lagi berkata "Aku adalah Allah" (9). Sama seperti Raja Tirus yang menyejajarkan diri dengan Allah dan membanggakan kerajaannya tidak terkalahkan, demikian pula di zaman sekarang para pemimpin dan rakyat di negara-negara makmur sering menganggap mereka dapat menjadi seperti Allah dan boleh melakukan apa saja karena kehebatan perekonomian mereka. Melalui nas hari ini, Allah memberi peringatan kepada kita, secara pribadi maupun dalam skala nasional, tidak menjadi sombong berdasarkan tolok ukur ekonomi. Sejarah membuktikan bahwa negara-negara adidaya dan maju secara ekonomi dengan mudah dihancurkan Allah. Di masa kini, banyak negara-negara makmur, seperti Amerika, Eropa, dan Jepang (Asia Timur), secara tidak terduga mengalami krisis ekonomi; dan kondisi mereka masih belum pulih total sampai sekarang. Dalam skala pribadi, ketika kita sudah berhasil dalam karier dan mendapatkan kekayaan yang berlimpah, kita tidak boleh sombong dan berpikir bahwa kita mencapai semuanya berdasarkan hikmat kita sendiri, apalagi menganggap diri tidak terkalahkan seperti Allah. [IT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |