Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/09/01 |
|
Minggu, 1 September 2019 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)
|
|
Pada saat rencana kita hancur berantakan, pernahkah kita meragukan Tuhan? Daud mengerti betul perasaan ini. Apa yang menjadi harapannya tidak sesuai dengan kenyataan. Daud sudah diurapi menjadi raja oleh Samuel (1Sam. 16:1-13). Kemudian ia menunjukkan berbagai pencapaian, misalnya satu hal yang paling terkenal adalah usahanya membunuh Goliat (1Sam.17). Akan tetapi, pencapaian itu tidak otomatis membuatnya langsung menjadi raja. Hal yang terjadi malah sebaliknya, yaitu Saul malah mengejar untuk membunuhnya. Situasi kian pelik ketika Samuel mati yang membuat Daud menjadi ragu pada rencana Tuhan (1Sam. 25:1). Pergumulan Daud ini membuatnya melarikan diri ke negeri orang Filistin karena ia takut kalau suatu saat Saul akan membunuhnya (1). Untuk itu, ia membuat perencanaan matang. Daud, kedua istrinya, dan enam ratus orang lainnya datang kepada Akhis bin Maokh, Raja kota Gat. Apakah kemuliaan Tuhan menggagalkan rencana Daud karena meragukan-Nya? Ternyata tidak! Allah tetap menyertainya. Saul tidak lagi mencarinya (4). Bahkan, Akhis, Raja kota Gat itu, memberikan apa yang menjadi keinginan Daud (5-6). Akhis memberikan kepada Daud daerah Ziklag sebagai tempat bernaung. Tidak hanya itu. Dalam pelariannya, Allah memberikan kemampuan kepada Daud untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai raja yang diurapi-Nya. Ia berhasil dalam misinya menyerbu orang Gesur, orang Girzi, dan orang Amalek (8-11). Hal ini membuktikan bahwa Allah sabar dan setia kepada Daud, sekalipun ia meragukan-Nya. Mari kita bersyukur karena memiliki Allah yang selalu penuh kasih. Ia tidak pernah meninggalkan kita, sekalipun kita meragukan rencana-Nya. Karena itu, marilah kita tinggalkan keraguan dan mengubahnya menjadi syukur karena Tuhan tahu betul apa yang sedang Ia kerjakan dalam hidup kita. Di tengah keraguan kita, Ia pasti akan memberikan yang terbaik karena kasih setia-Nya tetap sampai selamanya. Doa: Tuhan, mampukan kami memahami apa yang menjadi kehendak-Mu. [HB]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |