Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/09/02 |
|
Minggu, 2 September 2007
|
|
Judul: Kesetiaan memberitakan Injil Di tengah zaman yang menawarkan berbagai bentuk persaingan, kompromi, dan kesenangan sesaat, orang Kristen perlu melakukan evaluasi terhadap orientasi hidup dan pelayanan. Kita bisa belajar dari Paulus. Pertama, Paulus memiliki konsep pelayanan yang jelas. Ia tidak ragu sedikit pun akan panggilannya sebagai pengabar Injil, meski itu berarti penderitaan atau kematian (19-20, 24). Kedua, Paulus tidak hanya ingin menyenangkan telinga pendengarnya. Sasarannya adalah supaya orang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (21). Itulah sebabnya, ia memberitakan Injil, baik kepada orang Yunani yang tidak mengenal Allah maupun kepada orang Yahudi yang ingin membunuh dia. Ia bahkan berkata bahwa ia telah memberitakan Injil kepada semua orang, baik yang diselamatkan, maupun yang akan binasa (26). Ketiga, Paulus berorientasi pada tujuan akhir, yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada dia (24). Paulus melayani bukan untuk kebesaran namanya atau untuk mengumpulkan kekayaan (33). Motivasi Paulus adalah untuk menyenangkan Tuhan dengan cara mencapai garis akhir yang telah ditetapkan oleh Tuhan, bukan oleh ambisi pribadinya. Keempat, Paulus adalah pelayan Tuhan yang tidak suka mengemis (33-35). Ia tidak hidup dari uang persembahan jemaat. Ia bekerja keras untuk membiayai pelayanannya, dan juga pelayanan rekan-rekan sekerjanya, serta mencukupkan kebutuhan mereka yang berkekurangan. Paulus memusatkan hidupnya pada Kristus sehingga Kristuslah yang ia utamakan. Dirinya, penghidupannya, bahkan nyawanya sekali pun, rela dia nomor duakan; asalkan Kristus dimuliakan dan semakin dikenal oleh banyak orang. Sikap hidup Paulus kiranya menjadi panutan bagi kita. Walau pun kita bukan orang yang secara khusus bekerja dalam bidang pelayanan, tetapi hidup berpusatkan Kristus kiranya menjadi kerinduan kita juga. Memang akan ada tantangan dan risiko, namun panutan dari Paulus kiranya membangkitkan semangat kita untuk tetap bertahan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |