Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/09/03 |
|
Kamis, 3 September 2009
|
|
Judul: Penjaga umat Tuhan Bagaimanakah sikap seharusnya seorang anak Tuhan terhadap sesamanya? Apakah seperti yang diucapkan Kain, “Apakah aku penjaga adikku?”, ketika Tuhan bertanya mengenai Habil, saudaranya itu (Kej. 4:9)? Tuhan memanggil Yehezkiel sebagai penjaga umat-Nya karena Dia tak ingin seorang pun dari umat-Nya binasa (ayat 11). Delapan kali kata “bertobat” dipakai di perikop ini, menandakan keseriusan Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Tanpa dijaga, dibimbing, dan diingatkan betapa mudah mereka tergelincir menyangkal Tuhan dan memilih hidup mendurhaka. Bukankah itu pengalaman para nabi sebelum Yehezkiel. Betapa mudah umat Tuhan bermanis bibir, dengan berkata akan setia kepada Tuhan, tetapi hati mereka jauh dari Tuhan dan perilaku mereka menunjukkan kebebalan hati mereka. Penjaga umat bertugas seperti penjaga kota. Ketika melihat musuh mendekat untuk menyerbu, ia langsung membunyikan tanda bahaya sehingga warga kota sempat siaga. Tugas itu tidak mudah, penuh risiko, dan menuntut tanggung jawab tinggi. Tidak mudah karena harus selalu waspada, tidak boleh terlena. Penuh risiko karena kelengahan akan dibayar mahal, minimal dengan nyawanya sendiri dan maksimal seluruh kota akan binasa. Tanggung jawab tinggi karena nyawa orang yang jadi taruhannya. Menjadi penjaga umat Tuhan tidak mudah. Kalimat “tidak mengerti kehendak Tuhan”, “perintah-Nya tidak masuk akal”, dan “firman-Nya sudah ketinggalan zaman” sering terucap dari umat sebagai dalih untuk menolak taat. Di tambah lagi, sikap melawan itu ditujukan bahkan dengan ancaman kepada para penjaga yang setia dan berani. Siapa yang bisa menjadi penjaga umat Tuhan? Bukankah Allah sendiri adalah penjaga umat-Nya (Mzm. 121)? Kalau begitu, merupakan suatu kehormatan bila kita dipercaya menjadi penjaga sesama kita. Maka marilah kita saling menjaga, menegur, dan menasihati agar kita yang kuat, tidak jatuh, dan yang jatuh dapat bangkit kembali oleh anugerah Tuhan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |