Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/09/03 |
|
Sabtu, 3 September 2022 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)
|
|
Bagi pengamsal, kebijaksanaan seseorang dapat terlihat dari bagaimana ia bekerja dan menikmati hasil kerja. Seorang yang bijak adalah seorang yang menghasilkan sesuatu dalam hidupnya. Sebaliknya, seorang pemalas ialah orang yang tidak memiliki keinginan untuk menghasilkan sesuatu di dalam dirinya. Ia bukan hanya tidak menghasilkan sesuatu, melainkan juga tidak memiliki keinginan untuk menghasilkan suatu karya. Pada akhirnya, kata pengamsal, si pemalas akan dibunuh oleh keinginannya tersebut (25). Seorang yang bijak adalah seorang yang menggunakan hasil kerjanya dengan arif (17, 20). Ia tidak akan kekurangan dan akan menjadi kaya. Bahkan, ia akan memberi kepada orang lain (26). Sebaliknya, seorang bebal adalah orang yang suka bersenang-senang dan gemar berpesta pora. Ia hanya mengikuti keinginan nafsunya semata-mata sehingga dengan sekejap menghabiskan apa yang telah diperolehnya. Kita kiranya menyadari bahwa manusia adalah makhluk pekerja. Kita diciptakan untuk melanjutkan karya penciptaan Allah di dunia. Itulah mengapa Ia menempatkan kita di Taman Eden untuk memelihara dan mengusahakan apa yang telah dimulai oleh-Nya. Jadi, hendaklah kita tidak mengembangkan kemalasan dalam diri kita. Sebaliknya, kita harus bekerja dengan keras. Sebab, hanya orang yang bekerja keras dan mencucurkan air mata yang akan menghasilkan suatu karya dan mendapat buah kerja yang memuaskan. Tidak ada jalan pintas untuk menghasilkan karya yang "abadi" (lih. 20:17, 21, 23). Kita harus menyadari bahwa hasil karya tangan kita yang dihargai oleh orang lain harus dipergunakan dengan baik. Kita bisa saja menggunakan semua penghasilan untuk diri kita. Namun, ingatlah bahwa dalam setiap penghasilan kita, ada bagian Allah dan orang lain di dalamnya. Sebelum menggunakannya, kita perlu menyisihkan apa yang sesungguhnya adalah milik Allah dan juga menyisihkannya untuk menolong orang lain. Hanya dengan memprioritaskan Allah dan orang lain, kita akan mampu meredam keinginan kita. [JMH] Baca Gali Alkitab 1 Tuhan menciptakan setiap manusia unik. Dia memberi kita tubuh yang istimewa untuk dipakai bagi kemuliaan-Nya. Ironisnya, sering kali manusia tidak memakai anggota-anggota tubuhnya sesuai tujuan yang Tuhan tetapkan. Penulis Amsal dengan tegas menyebutkan bahwa mata yang congkak dan hati yang sombong adalah dosa. Lidah yang berdusta dan mulut yang suka bertengkar adalah kesia-siaan. Telinga yang tertutup terhadap kesusahan orang lain akan mendapat balasan dari Tuhan. Lalu, bagaimanakah seharusnya kita menjalani hidup yang berkenan di hadapan Tuhan? Penulis Amsal mengajarkan empat hal, yaitu hidup dengan melakukan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur, bersedia diajar, dan suka memberi. Keempat hal itu akan menolong kita menjalani hidup dan memakai tubuh kita sesuai tujuan Tuhan. Kiranya, mata dan hati kita terarah kepada perbuatan yang benar dan adil. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |