Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/09/04 |
|
Rabu, 4 September 2013
|
|
Judul: Dosa pasti dihukum Saat orang Sikhem berpesta dan mengutuki Abimelekh, Zebul -sang penguasa kota- menjadi marah karena ia berada di pihak Abimelekh. Lalu ia mengadukan tentang Gaal dan pemberontakannya kepada Abimelekh. Zebul menyarankan agar Abimelekh menyerang kota Sikhem (31-32). Abimelekh mengikuti saran Zebul. Malah dengan sadis, ia menghabisi orang Sikhem (46-49). Betapa mengerikan dipimpin oleh orang yang menggapai kekuasaan melalui kekerasan. Orang seperti itu akan menjalankan atau mempertahankan kekuasaan dengan kekerasan pula. Jika Abimelekh tega membinasakan ketujuh puluh saudaranya demi ambisi untuk berkuasa, tak perlu heran jika ia begitu sadis membinasakan orang-orang yang memberontak terhadap dia. Maka apa yang dikatakan Yotam sebelum ia bersembunyi, menjadi kenyataan. Abimelekh yang sebelumnya didukung penuh oleh orang Sikhem, saat itu berbalik menghancurkan mereka. Namun di balik semua itu, sesungguhnya Tuhan sedang menjalankan penghukumannya atas orang Sikhem yang mendukung orang yang melakukan kejahatan pembunuhan. Sebab itu, orang yang mereka harapkan menjadi pemimpin justru berbalik membinasakan mereka. Setiap dosa pasti akan mendapat ganjaran dari Allah. Dengan cara-Nya sendiri dan dalam waktu-Nya, hukuman Allah akan datang menimpa. Allah tidak pernah lupa dan tidak akan mendiamkan dosa. Namun kiranya bukan sekadar takut hukuman maka kita tidak melakukan dosa. Kerinduan kita kiranya karena ingin memenuhi kehendak Allah dalam hidup kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |